JAKARTA. Selama ini perbankan selalu berkoar-koar bahwa mereka peduli dengan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tapi, berdasarkan data Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI) Januari 2011 yang terbit kemarin, dari total kredit UMKM Rp 920,04 triliun, hanya Rp 360,67 triliun yang mengalir ke kegiatan usaha. Kredit yang selama ini masuk kategori UMKM, ternyata juga mencakup kredit konsumsi, seperti kredit tanpa agunan (KTA). Dari total kredit perbankan per Januari 2011 sebesar Rp 1.746 triliun, yang benar-benar mengalir ke sektor UMKM cuma 20,65%, bukan 52,69% seperti yang selama ini digembar-gemborkan. Edi Setiadi, Direktur Kredit, BPR dan UMKM BI, menjelaskan, gejala tingginya kredit konsumtif ketimbang kredit produktif terjadi di semua kelompok bank. Selisih di bank asing dan bank pembangunan daerah (BPD) tercatat paling besar .
Siapa bilang bank banyak menyalurkan kredit untuk UMKM?
JAKARTA. Selama ini perbankan selalu berkoar-koar bahwa mereka peduli dengan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tapi, berdasarkan data Statistik Perbankan Bank Indonesia (BI) Januari 2011 yang terbit kemarin, dari total kredit UMKM Rp 920,04 triliun, hanya Rp 360,67 triliun yang mengalir ke kegiatan usaha. Kredit yang selama ini masuk kategori UMKM, ternyata juga mencakup kredit konsumsi, seperti kredit tanpa agunan (KTA). Dari total kredit perbankan per Januari 2011 sebesar Rp 1.746 triliun, yang benar-benar mengalir ke sektor UMKM cuma 20,65%, bukan 52,69% seperti yang selama ini digembar-gemborkan. Edi Setiadi, Direktur Kredit, BPR dan UMKM BI, menjelaskan, gejala tingginya kredit konsumtif ketimbang kredit produktif terjadi di semua kelompok bank. Selisih di bank asing dan bank pembangunan daerah (BPD) tercatat paling besar .