JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 7,50% berpotensi membuat kinerja sejumlah emiten merosot. Hal ini diutarakan oleh Janson Nasrial, salah satu praktisi pasar modal Indonesia di Jakarta, Kamis (14/11). Janson berpendapat, keputusan BI untuk menaikkan BI rate berpotensi mengerem pertumbuhan ekonomi. Dalam pandangannya, dampak BI rate tersebut membuat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun depan ada di kisaran 5%-5,2%. Dengan asumsi PDB itu, maka rata-rata pertumbuhan laba emiten juga bakal ikut longsor. "Diperkirakan pertumbuhan profit emiten tahun depan hanya tumbuh 7%-9%," terang Janson.
Siapa emiten yang resisten kenaikan BI rate?
JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 7,50% berpotensi membuat kinerja sejumlah emiten merosot. Hal ini diutarakan oleh Janson Nasrial, salah satu praktisi pasar modal Indonesia di Jakarta, Kamis (14/11). Janson berpendapat, keputusan BI untuk menaikkan BI rate berpotensi mengerem pertumbuhan ekonomi. Dalam pandangannya, dampak BI rate tersebut membuat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun depan ada di kisaran 5%-5,2%. Dengan asumsi PDB itu, maka rata-rata pertumbuhan laba emiten juga bakal ikut longsor. "Diperkirakan pertumbuhan profit emiten tahun depan hanya tumbuh 7%-9%," terang Janson.