Beberapa tahun terakhir ini, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) agresif membuka pintu untuk bisa merangkul semakin banyak investor dan emiten yang melantai di bursa. Mulai dari cara-cara “tradisional”, seperti seminar atau workshop menjadi investor, sampai dengan cara-cara “out the box” dengan mendatangkan artis, dan berbagai komunitas ke lantai bursa. Hasilnya bisa dilihat, tiap tahun ada tambahan belasan perusahaan baru yang melantai di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan pun terus menanjak, bahkan sudah beberapa kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di kuartal-3 2017 lalu. Tapi kalau kita menengok jumlah investor yang berinvestasi di pasar saham, jumlahnya masih sangat mini. Walau di Juni lalu KSEI mengumumkan jumlah investor sudah menembus rekor 1 juta, tapi jumlah tersebut hanyalah 0,40% dari total penduduk negeri ini.
Siapa investor di RI?
Beberapa tahun terakhir ini, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) agresif membuka pintu untuk bisa merangkul semakin banyak investor dan emiten yang melantai di bursa. Mulai dari cara-cara “tradisional”, seperti seminar atau workshop menjadi investor, sampai dengan cara-cara “out the box” dengan mendatangkan artis, dan berbagai komunitas ke lantai bursa. Hasilnya bisa dilihat, tiap tahun ada tambahan belasan perusahaan baru yang melantai di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan pun terus menanjak, bahkan sudah beberapa kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di kuartal-3 2017 lalu. Tapi kalau kita menengok jumlah investor yang berinvestasi di pasar saham, jumlahnya masih sangat mini. Walau di Juni lalu KSEI mengumumkan jumlah investor sudah menembus rekor 1 juta, tapi jumlah tersebut hanyalah 0,40% dari total penduduk negeri ini.