Siapakah E-Wallet yang Paling Banyak Dipakai Konsumen?



KONTAN.CO.ID - Dalam rangka Bulan Fintech Nasional di bulan November 2022, PT InsightAsia Research Group Indonesia (InsightAsia) memaparkan hasil riset berjudul “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook”. Riset ini menghadirkan gambaran penting mengenai dunia dompet digital di Indonesia. Melibatkan 1300 responden, riset itu dilaksanakan pada tujuh kota besar di Indonesia meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang dan Pekanbaru dari tanggal 19 – 30 September 2022.

Hasil riset InsightAsia menunjukkan, e-wallet (dompet digital) menjadi metode pembayaran atau transaksi paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan persentase sebanyak 71%. Penggunaan e-wallet mengungguli metode pembayaran lainnya seperti uang tunai 49%, transfer bank 24%, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) 21%, paylater 18%, kartu debit 17% dan virtual account (VA) transfer 16%. E-wallet juga aktif dimanfaatkan untuk berbagai macam transaksi keuangan.

Menariknya, Gopay menjadi platform e-wallet yang konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen selama lima tahun terakhir dengan tingkat kepuasan sebesar 84%. Sebagian besar pengguna e-wallet pernah menggunakan GoPay sebanyak 71% dan setia menggunakan sampai saat ini sebesar 58%.


Setelah GoPay, posisi kedua diduduki oleh OVO dengan 70% responden pernah menggunakan dan 53% responden menggunakan dalam tiga bulan terakhir dengan tingkat kepuasan 80%. Posisi ketiga ditempati DANA dengan total 61% responden dengan tingkat kepuasan sebesar 75%. Kemudian dibuntuti ShopeePay dengan persentase 51% responden dalam tiga bulan terakhir, namun tidak masuk dalam tiga besar kategori pernah digunakan.

Research Director InsightAsia Olivia Samosir menjelaskan, pengguna GoPay merasakan pengalaman menyenangkan selama menggunakan GoPay. Hal itu juga menandakan GoPay memiliki fitur dan layanan sesuai kebutuhan, sehingga punya pengguna yang loyal sampai saat ini.

"Dari pendapat pengguna GoPay mengatakan mereka memiliki pengalaman yang baik dan menyenangkan sebanyak 84% selama menggunakan GoPay, berarti delivery atau pemenuhan kebutuhan ini dilakukan secara konsisten. Jadi, tidak mengherankan jika tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap GoPay mengungguli pemain dompet digital lainnya,” jelas Olivia di Jakarta, pada Senin (28/11).

Selain sesuai kebutuhan, GoPay punya kelebihan lain yaitu berada di ekosistem GoTo yang memudahkan pengguna untuk bertransaksi lebih praktis. "Hal ini menarik, perusahaan digital yang menaungi e-wallet dan e-commerce dalam satu atap jadi memiliki bonus tersendiri. Mereka memiliki potensi menjadi pemenang pasar karena menyediakan kelengkapan dan kemudahan bertransaksi, contohnya GoTo yang memiliki Tokopedia dan GoPay dalam satu ekosistem," sambung Olivia.

Senada dengan Olivia, ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan keuntungan GoPay karena punya core needs bernama Gojek yang lebih familiar terlebih dahulu. Dengan layanan yang praktis, konsumen menjadi lebih mudah memanfaatkan GoPay karena telah hadir dalam multiplatform yang membantu memenuhi kebutuhan konsumen.

"Dengan berada di dalam satu ekosistem, GoPay punya kelebihan sendiri, sehingga sangat membantu pengguna. Dari GoPay diuntungkan dengan basis pengguna Gojek yang besar. Dari sisi aplikasi Gojek, pembayaran yang dimudahkan dengan adanya GoPay," kata Fithra.

Secara umum, InsightAsia mengemukakan lima faktor pendorong utama jenama (brand) e-wallet berhasil memimpin pasar, yaitu aman digunakan, saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas limit penggunaan bulanan, dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran kebutuhan sehari-hari.

Bukan itu saja, terdapat juga sepuluh macam  pemanfaatan layanan e-wallet, yaitu belanja di e-commerce, top-up pulsa telepon seluler, transfer uang dalam platform, melihat riwayat transaksi, transfer bank, pesan makanan, pembayaran tagihan, pembayaran offline pengeluaran rumah tangga, dan paylater.

Berdasarkan transaksinya, uang elektronik ikut tumbuh mencapai 58,6% dalam satu tahun terakhir, dan volume transaksi meningkat 37,49% dengan nilai transaksi uang elektronik bulanan mencapai Rp35,1 triliun. Atas dasar tersebut, InsightAsia menilai e-wallet dan kode QR dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan membuka akses ke berbagai layanan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal