KONTAN.CO.ID - Dua kandidat Presiden AS, Kamala Harris dan Donald Trump, memiliki visi yang sangat berbeda tentang bagaimana mereka akan berusaha mengakhiri salah satu krisis keamanan terparah dunia dalam beberapa dekade terakhir: perang Ukraina. Melansir Business Insider, Harris telah berjanji untuk melanjutkan kebijakan Presiden Joe Biden. Yakni, memberikan senjata kepada Ukraina untuk mempertahankan diri dari invasi Rusia yang telah berlangsung selama dua tahun. Sementara, Trump mengklaim bahwa dia dapat mengakhiri konflik dengan cepat melalui negosiasi.
Siapa pun yang memimpin Gedung Putih pada bulan Januari, para analis percaya bahwa Putin kemungkinan bertaruh bahwa dia akan lebih diuntungkan dengan memperpanjang perang daripada mengakhirinya. Rencana perdamaian Trump Upaya atau strategi di mana Trump akan berusaha untuk menengahi perdamaian di Ukraina tidak jelas. Meski demikian, Trump telah mengkritik bantuan yang dikirim Biden ke Ukraina, dengan menyarankan hal itu bisa digunakan sebagai alat tekanan. Dia juga mempertanyakan efektivitas sanksi administrasi terhadap Rusia. Rekan satu timnya, JD Vance, baru-baru ini menguraikan rencana untuk mengakhiri perang di Ukraina di bawah kemungkinan pemerintahan Trump, dengan pembentukan "zona demiliterisasi" di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Baca Juga: Pemilu AS 2024: Ini Rencana Kebijakan Harris dan Trump Terkait Isu-Isu Utama Kedua kandidat juga mempertanyakan komitmen AS terhadap NATO, pakta keamanan yang telah menjadi benteng utama melawan agresi Rusia di Eropa.