Siapkan Capex Rp 50 Miliar, Hartadinata Abadi (HRTA) Akan Buka 15 Toko Baru Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten manufaktur dan perdagangan perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan melanjutkan ekspansi pembukaan toko milik sendiri. Rencananya, perseroan akan membuka 15 toko baru tahun ini.

Director of Investor Relations Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda mengungkapkan, toko-toko baru tersebut akan dibuka di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya menyasar wilayah Jabodetabek saja, tapi akan juga dikembangkan di area luar Pulau Jawa. 

"Kalau untuk penyebaran lokasi, di tahun 2023 ini kami akan menyebar tidak hanya di Jabodetabek, tapi akan mengarah untuk di luar pulau jawa. di Sumatera ada juga rencana untuk ekspansi di Sulawesi dan Kalimantan. Itu agenda ekspansi kami di 2023," ungkap Thendra, kepada Kontan.co.id pada Selasa (10/1). 


Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Incar Pendapatan Rp 9,5 Triliun-Rp 10 triliun pada 2023

Untuk diketahui, sampai akhir 2022 kemarin, HRTA memiliki sebanyak 78 jaringan toko milik sendiri yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Pada tahun lalu, pihaknya melakukan penambahan sebanyak 10 toko baru, dari sebelumnya 68 toko pada tahun sebelumnya. 

Untuk memaksimalkan rencana ekspansi tersebut, Hartadinata menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) berkisar Rp 50 miliar di 2023. Dana capex tersebut akan digunakan sebagai modal untuk pembelian tambahan mesin untuk lini usaha pemurnian emas, ekspansi jaringan toko, serta pengembangan kantor pusat Hartadinata. 

"Jadi melalaui pengembangan jaringan toko ini untuk eksistensi di corporate  dan product branding kami, jadi HRTA semakin dikenal masyarakat luas," sebutnya. 

Dari sisi kontribusi penjualan, kontribusi penjualan grosir masih akan mendominasi dengan porsi sekitar 89%-90% dari total penjualan. Nah, sisanya merupakan penjualan dari aliansi strategis dan juga toko milik sendiri. 

Hingga September 2022, HRTA tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 5,10 triliun. Angka itu lebih tinggi 30,67% dibandingkan penjualan neto pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3,90 triliun. 

 
HRTA Chart by TradingView
Penjualan neto HRTA masih didominasi oleh penjualan grosir yang mencapai 90,87% atau setara Rp 4,63 triliun. Lalu disusul oleh penjualan toko sebesar Rp 400 miliar, pendapatan imbalan waralaba Rp 11,33 miliar, dan bunga pinjaman dan administrasi dari usaha gadai Rp 55,28 miliar. 

Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 206,78 miliar hingga akhir September 2022. Jumlah ini lebih tinggi dari semula Rp 152,45 miliar pada akhir September 2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .