KONTAN.CO.ID - SURABAYA. PT Prodia Widyahusada Tbk (
PRDA) menyatakan, pihaknya mengeluarkan dana cukup besar dalam pengadaan layanan next generation laboratory dengan cobas® connection Modules, sebuah fitur informasi teknologi (IT) terkini untuk pemeriksaan kimia klinik dan imuno-esai. Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty mengakui biaya yang dikeluarkan cukup mahal dan besar. Namun demikian, pengeluaran yang dilakukan juga sesuai dengan perhitungan. "Jika berbicara investasi, tentu ini mahal dan membutuhkan banyak dana. Namun kami juga melihat bagaimana nanti ke depannya alat ini sering digunakan dalam jangka waktu yang panjang," tuturnya saat ditemui di Surabaya, Kamis (30/5).
Saat ini, pengguna layanan kesehatan Prodia dapat menggunakan next generation laboratory dengan cobas® connection di 4 kota besar dengan rujukan klinik manapun, yaitu di Makassar, Jakarta, Medan dan Surabaya. Pihaknya juga menambah layanan di Nusa Tenggara serta Bali untuk kawasan Indonesia Timur. PRDA melihat perkembangan dan permintaan terus terjadi, salah satunya di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut yang membuatnya ingin memberikan layanan terbaik di setiap daerahnya.
Baca Juga: Klinik Prodia (PRDA) Bagi Dividen Tunai dengan Potensi Yield 4,6%, Ini Jadwalnya! Dewi mengatakan pihaknya tidak meletakkan alat tersebut di tiap klinik untuk menjaga efisiensi dan permintaan pelanggan. "Jadi ini konsepnya memang desentralisasi tes-tes yang digunakan tidak dipasang di tiap klinik,namun semua masih berintegrasi dan terhubung," ujarnya. Asal tahu saja, tahun ini PRDA menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) senilai Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar. Dana akan digunakan untuk pengembangan teknologi informasi & digital, pengembangan & peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan pengembangan outlet baru. Rinciannya, capex 2024 akan digunakan sekitar 30%-35% untuk pengembangan teknologi informasi & digital, kemudian 40%-45% untuk pengembangan & peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan sisanya untuk pengembangan outlet. Prodia targetkan pertumbuhan
revenue dapat tumbuh di atas PDB Indonesia yang ditargetkan pemerintah sekitar 5,2%. Dewi menjelaskan target pendapatan diharapkan tumbuh double dari PDB Indonesia tahun 2024. Hal itu tentunya diikuti dengan berbagai ekspansi dan strategi perusahaan yang disiapkan. Prodia tetap konsisten untuk meluncurkan minimal 10 tes baru setiap tahunnya. Saat ini, PRDA sendiri sudah menawarkan lebih dari 3.000 jenis tes yang tersedia bagi masyarakat, baik untuk preventif maupun tes yang bersifat rutin.
Di tahun ini, setidaknya Prodia akan menambah satu sampai dua outletnya. Kemudian menambah 20-30 point-of-care (POC'S), 1 atau 2 lab klinik dan Kerjasama Rumah Sakit (KRS), serta 1 klinik khusus (Prodia Women Health Care, Prodia Children Health Care, dan Prodia Senior Health Care). "Pengembangan outlet hingga tahun 2023 sebanyak 295 outlet atau tumbuh 7% dibanding tahun sebelumnya, dan di tahun 2024 kita juga akan lakukan penambahan 1-2 cabang," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari