Siapkan dana, ORI jilid 14 segera ditawarkan



KONTAN.CO.ID - Pemerintah akan kembali menerbitkan obligasi ritel baru. Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, ORI terbaru akan ditawarkan mulai 29 September hingga 19 Oktober tahun ini.

I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities, memprediksi, kupon ORI terbaru berseri ORI014 akan mengacu pada imbal hasil obligasi negara tenor tiga tahun yang saat ini sekitar 6,4% per tahun. "Artinya, imbal hasil ORI diprediksikan 6,4%-6,5%," kata Made, Jumat (25/8).

Mengacu pada prediksi itu, kupon ORI014 bakal lebih mini dari ORI013 yang mencapai 6,6%. Kupon ORI yang menyusut juga menyesuaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang turun jadi 4,5%.


Menurut Made, rata-rata kupon yang ditawarkan ORI selalu di atas suku bunga deposito perbankan, khususnya deposito bank BUMN. Saat ini rata-rata bunga deposito sekitar 6% untuk tenor 12 bulan.

Alhasil, jika dibandingkan dengan deposito, ORI014 masih menarik. "Kalau kupon ORI di kisaran 6,4%-6,5%, artinya sudah benefit lebih tinggi 0,4%-0,5% dibanding deposito," ujar Made kepada KONTAN, kemarin.

Perhitungan Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, juga tak jauh beda, yakni 6,3%-6,35%. Dengan kupon tersebut, secara umum ORI baru ini relatif menarik ketimbang deposito.

Tapi ada syaratnya. Anil bilang, kupon ORI ini akan menarik asalkan pemerintah menurunkan bunga tertinggi deposito, sehingga selisih imbal hasil ORI dengan deposito cukup besar. Saat ini, bunga deposito belum turun mengikuti bunga acuan.

Meski begitu, investor ORI juga diuntungkan dari sisi pajak. Keuntungan deposito dikenai pajak 20%, sedang pajak obligasi cuma 15%. Jadi jika bunga deposito 6%, return investor hanya 4,8%. Sementara, dengan asumsi kupon ORI014 6,5%, maka investor akan memperoleh return 5,53%.

Made juga mengingatkan agar investor tidak berharap capital gain besar dari ORI. Berkaca pada ORI013 lalu, fluktuasi harga di pasar sekunder tidak besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia