KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen susu
Ultra High Temperature (UHT), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (
ULTJ) mengungkapkan nilai investasi yang disiapkan untuk pembangunan fasilitas produksi baru yang lebih modern dan otomatis adalah sebesar Rp1,2 triliun.
Public Relations ULTJ Muhammad Muthassawar atau Azwar menjabarkan selain meliputi pembangunan pabrik dan gudang yang saat ini sedang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, proyek lainnya juga berlangsung di kawasan industri MM2100, Cikarang. Kedua proyek ini merupakan bagian dari upaya ULTJ untuk meningkatkan kapasitas produksi dan gudang, serta pusat distribusi. "Proyek di kawasan industri MM2100 sejauh ini telah dimulai, kami akan membangun pusat distribusi dan juga pabrik UHT yang baru. Untuk proyek tersebut kami mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 triliun," jelasnya kepada Kontan, Jumat (24/9).
Ia melanjutkan, besaran dana tersebut juga akan diinvestasikan untuk tahun berjalan 2021 hingga 2023. Azwar berkata, pemisahan dana per tahun berjalan yang akurat, masih sulit diberikan saat ini. Sehingga pihaknya tidak menjabarkan lebih jauh. Adapun pendanaan berasal dari posisi kas internal, arus kas positif dari bisnis dan MTN yang berjalan hingga tahun 2023.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) Kembangkan Peternakan Sapi Perah Lebih lanjut, ULTJ mengungkapkan walau penjualan pada tahun 2020 masih dipengaruhi secara negatif oleh adanya PPKM, pihaknya telah melihat perkembangan yang positif di tahun 2021 dan percepatan pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan laporan keuangan ULTJ periode semester I 2021, Perseroan meraih penjualan Rp3,06 triliun, naik 2% dari Rp3,00 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat Rp660,29 miliar naik 11,84% dari laba Rp590,36 miliar tahun sebelumnya.
"Kami yakin di pertengahan semester kedua, akan mencapai pertumbuhan 2 digit kembali, dibandingkan dengan tahun 2020. Pencapaian yang sudah terealisasi sebelum Covid-19," sambungnya. Dirinya juga menegaskan, proyeksi tersebut juga bukan perkiraan setahun penuh, mengingat pada periode kuartal I 2021 ULTJ mengalami penurunan kinerja. Dari sana, pihaknya ingin lebih berhati-hati namun optimistis. "Peningkatan dua digit bukan perkiraan untuk setahun penuh sebab di kuartal I 2021 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang merupakan kuartal pra-Covid 19. Jadi ke depannya kami optimis dan berhati-hati," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .