KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (Metland) cukup agresif dalam menggarap dan memasarkan proyek hunian. Bersamaan dengan itu, emiten properti bersandi
MTLA di Bursa Efek Indonesia ini juga sedang aktif menambah cadangan lahan (
landbank). Direktur PT Metropolitan Land Tbk Olivia Surodjo menyampaikan, saat ini sisa
gross landbank yang dimiliki Metland sekitar 837 hektare. Landbank Metland tersebar di berbagai daerah, mulai dari proyek pengembangan di Jabodetabek, Cirebon, hingga Kertajati. Di atas landbank tersebut, MTLA berencana mengembangkan rumah tapak yang dilengkapi dengan area komersial di beberapa lokasi di Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Tak berhenti pada landbank yang dimiliki saat ini, MTLA pun telah menyiapkan dana untuk menambah luas cadangan lahan.
"Penambahan landbank di Jabodetabek dan luar Jabodetabek memang menjadi salah satu rencana kami ke depannya, dengan nilai investasi yang kami siapkan Rp 205 miliar dari total anggaran capex 2021 sebesar Rp 550 miliar," kata Olivia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/10).
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) akan operasikan Hotel Horison Ultima Kertajati tahun ini Mengutip pemberitaan sebelumnya, saat ini Metland mengembangkan sejumlah proyek properti, terutama di wilayah Jabodetabek. Di Bogor, Metland mengembangkan hunian di area Cibubur, yakni Metland Transyogi dan Metland Cileungsi.
Di barat Jakarta, yakni di wilayah Tangerang, ada Metland Puri dan proyek-proyek joint operation dengan partner Metland Cyber City. Sedangkan di wilayah Bekasi ada Metland Tambun dan Metland Cibitung. "Selain proyek-proyek tersebut, di Cakung Jakarta Timur kami memiliki proyek Metland Menteng," kata Olivia Agustus lalu.
Proyek hunian di kawasan pinggiran Jakarta memberikan kontribusi cukup besar bagi MTLA, kurang lebih 60%-70%. Dengan porsi yang dominan itu, MTLA melihat pengembangan properti di kawasan penyangga Jakarta masih prospektif. Para calon konsumen terutama para pembeli rumah pertama lebih memilih area pinggir dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Namun tetap didukung oleh aksesibilitas yang memadai. "Fasilitas kawasan yang lengkap, dan juga adanya dukungan pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi massal yang meningkatkan nilai proyek," pungkas Olivia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi