Siapkan strategi, ICDX berharap transaksi tumbuh dua kali lipat pada 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) berharap pertumbuhan transaksi tahun ini bisa naik dua kali lipat dari tahun lalu. 

Direktur Utama ICDX Lamon Rutten mengungkapkan kinerja resmi ICDX di 2020 kemungkinan baru akan dirilis sekitar Maret 2021. Meskipun begitu, Lamon menggambarkan untuk transaksi GOFX (Gold,Oil, Forex) sepanjang 2020 sukses naik 50%, hampir 600.000 lot, atau senilai US$ 6 miliar. 

"Tahun 2021, kita harapkan bisa tumbuh double atau bisa tumbuh 100% (transaksi GOFX)," jelas Lamon dalam konferensi pers Senin (4/1).

Beberapa strategi yang disiapkan Lamon untuk mendorong kinerja ICDX tahun ini, salah satunya dengan mendorong pertambahan jumlah pialang. 

Asal tahu saja, pada tahun 2020 ICDX mencatatkan pertumbuhan transaksi multilateral yang cukup baik, didukung dengan pertambahan jumlah pialang yang bergabung. 

Lamon menuturkan, jika di akhir 2019 sebanyak dua pialang baru bergabung, maka akhir 2020 tercatat ada lima pialang baru yang ikut tergabung di ICDX. 

Baca Juga: Perdagangan multilateral naik 1.991% dalam dua tahun, berikut rencana ICDX tahun ini

Strategi lain yang bakal dilakukan ICDX yakni dengan menggandeng portal perencana keuangan Finansialku agar bisa terus mendorong literasi masyarakat, khususnya terkait literasi bursa komoditi. 

Langkah lainnya yang bakal dilakukan ICDX di 2021 adalah dengan meluncurkan produk seperti forex IDR yang bertujuan untuk memudahkan pelaku pasar melakukan hedging. Ada juga bursa berjangka syariah dan kontrak carbon credit sebagai upaya untuk mengurangi polusi karbon di dunia.

Asal tahu saja, pengenalan kontrak berjangka IDR tahun ini sempat tertunda akibat pandemi tahun lalu. Melalui kontrak berjangka IDR, pelaku pasar dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional, sebab mereka bisa melindungi risiko mata uang mereka. 

"Kami juga sangat gembira untuk pasar-pasar baru dengan potensi tinggi, seperti pasar aset kripto dan kredit karbon," tambahnya.

Hal ini tidak hanya membuka akses terhadap pasar aset baru bagi para investor, tetapi juga dapat mendorong perubahan penting dalam perekonomian Indonesia, membuka jalan bagi inovasi pasar keuangan dan kemampuan Indonesia untuk berkontribusi dalam tujuan iklim global," jelasnya. 

Bahkan Lamon mengakui agenda ICDX tahun ini cukup ambisius. Namun perusahaan tersebut tetap optimistis target bisa dicapai. Apalagi, Pasar Berjangka Komoditi (PBK) dinilai mampu menjadi fondasi yang baik untuk memperkenalkan produk-produk baru, untuk mendukung perekonomian Indonesia, keseimbangan perdagangan, dan pendalaman pasar. 

Sementara itu, Direktur Utama Indonesia Clearing House (ICH) Nursalam mengungkapkan capaian transaksi BKDI di 2020 ditopang transaksi GOFX. Selain itu, kenaikan turut didukung kebijakan ICH yang sejak 2018 dimana transaksi forex multilateral yang ditransaksikan di bursa akan mendapat garansi 100%, sehingga mampu memberikan rasa aman bagi investor.

"Kami harapkan perkembangan cepat terjadi di 2021 seiring dengan program edukasi dan pelatihan. Serta, hadirnya program hedging yang berguna bagi UMKM dalam melakukan aktivitas ekspor dan impor," jelas Nursalam.

Selain itu, ICH mengklaim edukasi nasabah mikro sepanjang 2020 diklaim cukup positif, dimana kenaikan rata-rata pertahun mencapai 83%. Bahkan, jika dirunut sejak 2018 hingga 2020, maka pertumbuhan nasabah ICDX sudah tumbuh 1.520% atau rata-rata tahunan sekitar 900%an. 

Baca Juga: ICDX mencatatkan transaksi perdagangan multilateral Rp 18 triliun di 2020

"Ini menunjukkan animo masyarakat cukup besar terhadap industri berjangka komoditi," jelasnya. 

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama menyatakan, cukup banyak perdagangan instrumen keuangan yang terpuruk selama pandemi ini. Namun, perdagangan berjangka komoditi justru memperlihatkan pertumbuhan, tercermin dari kenaikan total volume transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi periode Januari-November 2020 mencapai lebih dari 21% dibandingkan dengan periode yang sama di 2019.

Khusus untuk BKDI, total volume transaksi periode Januari-November 2020 mencatatkan pertumbuhan sebesar 18.90% dibandingkan dengan periode yang sama di 2019, dengan volume transaksi multilateral sebesar 481,148 lot atau naik 68,43%. 

"Transaksi kontrak mikro menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ini. Sejak peluncurannya, nilai transaksi kontrak mikro mengalami rata-rata kenaikan tiap bulan sebesar 84%," tandasnnya.

Selanjutnya: Kinerja ICDX masih positif di tengah gejolak ekonomi akibat pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi