JAKARTA. Para pemain asuransi tampaknya belum fokus menjadikan asuransi mikro sebagai alat meraup untung. Mereka menyatakan, saat ini, asuransi mikro masih ditujukan untuk membuka kebiasaan berasuransi di pasar menengah ke bawah. Asuransi Central Asia (ACA) misalnya tahun ini masih paling banyak meraup pendapatan premi dari kendaraan bermotor. "Kontribusi asuransi untuk motor dan mobil sebesar 43%," kata total premi kami," kata Debie Wijaya, Direktur Teknik ACA, akhir pekan lalu. Sedangkan penyumbang premi terbesar selanjutnya adalah properti dengan porsi sebesar 31%. Debie bilang, ACA hingga September baru mengumpulkan 65% dari target perusahaan tahun ini, yang sebesar Rp 2,1 triliun - Rp 2,3 triliun. Itu artinya, ACA mengantongi premi sekitar Rp 1,7 triliun.
Siapkan strategi mencapai target akhir tahun
JAKARTA. Para pemain asuransi tampaknya belum fokus menjadikan asuransi mikro sebagai alat meraup untung. Mereka menyatakan, saat ini, asuransi mikro masih ditujukan untuk membuka kebiasaan berasuransi di pasar menengah ke bawah. Asuransi Central Asia (ACA) misalnya tahun ini masih paling banyak meraup pendapatan premi dari kendaraan bermotor. "Kontribusi asuransi untuk motor dan mobil sebesar 43%," kata total premi kami," kata Debie Wijaya, Direktur Teknik ACA, akhir pekan lalu. Sedangkan penyumbang premi terbesar selanjutnya adalah properti dengan porsi sebesar 31%. Debie bilang, ACA hingga September baru mengumpulkan 65% dari target perusahaan tahun ini, yang sebesar Rp 2,1 triliun - Rp 2,3 triliun. Itu artinya, ACA mengantongi premi sekitar Rp 1,7 triliun.