JAKARTA. Ancaman kekeringan likuiditas valuta asing (valas) menghantui perbankan di Indonesia pada tahun 2015. Bank Indonesia (BI) pun meminta agar perbankan semakin berhati-hati menyalurkan kredit dalam denominasi mata uang asing tersebut. Agus D.W Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, tidak hanya di Indonesia, pengetatan likuiditas valas juga akan terjadi di negara-negara berkembang lain. Ini merupakan imbas dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang. Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI menambahkan, perbankan perlu mewaspadai pengetatan likuiditas valas dengan lebih berhati-hati menyalurkan kredit valas. Namun jika tetap ingin meningkatkan kredit, maka industri perbankan harus memikirkan alternatif atau cara untuk menggaet likuiditas lewat penerbitan surat utang luar negeri.
Siapkan tameng, perbankan simpan valas
JAKARTA. Ancaman kekeringan likuiditas valuta asing (valas) menghantui perbankan di Indonesia pada tahun 2015. Bank Indonesia (BI) pun meminta agar perbankan semakin berhati-hati menyalurkan kredit dalam denominasi mata uang asing tersebut. Agus D.W Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, tidak hanya di Indonesia, pengetatan likuiditas valas juga akan terjadi di negara-negara berkembang lain. Ini merupakan imbas dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang. Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI menambahkan, perbankan perlu mewaspadai pengetatan likuiditas valas dengan lebih berhati-hati menyalurkan kredit valas. Namun jika tetap ingin meningkatkan kredit, maka industri perbankan harus memikirkan alternatif atau cara untuk menggaet likuiditas lewat penerbitan surat utang luar negeri.