Siapkan US$ 63,8 juta, Humpuss tambah empat kapal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk mengalokasikan dana sebesar US$ 63,8 juta untuk investasi di tahun 2018 ini. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rencana awal, yakni US$ 85 juta.

Komisaris Utama Humpuss Intermoda Transportasi  Theo Lekatompessy mengatakan, penurunan dana investasi tidak lepas dari rencana bisnis tahun ini. Salah satunya pembelian kapal pengangkut liquefied natural gas (LNG). 

Pada awalnya, emiten berkode saham HITS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini merencanakan investasi yang cukup besar untuk membeli kapal pengangkut LNG. Namun, karena tidak ada tender LNG tahun ini maka rencana tersebut ditunda.


Walhasil, rencana investasi yang telah disiapkan sebelumnya harus dipangkas. "Investasi juga kami ingin besar untuk proyek LNG, tapi tidak ada tender LNG. Ada rencana (pembelian) tapi tidak ada proyek, jadi investasi tertunda," kata Theo, Rabu (10/5).

Dengan dana investasi yang disepakati tahun ini, HITS hanya menambah empat kapal baru. Perinciannya, pembelian kapal pengangkut minyak senilai US$ 11 juta, kapal liquefied petroleum gas (LPG) senilai US$ 7 juta, kapal dredging jenis TSHD senilai US$ 23,1 juta dan kapal dredging jenis CSD senilai US$ 4,7 juta.

Tidak hanya menambah kapal, HITS juga mengalokasikan dana untuk pembangunan floating storage regasification unit (FSRU) senilai US$ 18 juta. HITS akan membangun proyek FSRU untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa I milik konsorsium PT Pertamina

Untuk pembangunan FSRU ini, sangat tergantung pada perkembangan proyek PLTGU Jawa I. "Di FSRU kami kan support Kami menunggu perkembangan dari PT Pertamina dan lain-lain," kata Theo.

Agar menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di sektor industri perkapalan, HITS berencana mengembangkan sekolah pelaut untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

Pasar luar negeri

Selain di dalam negeri, tahun ini HITS berencana menjajaki pasar luar negeri. Setidaknya, sudah ada tiga negara yang jadi incaran HITS untuk melebarkan bisnisnya.

Yaitu Bangladesh untuk pengangkutan LNG dan Brunei Darussalam untuk layanan kapal offshore. Kemudian Papua Nugini untuk pembangunan infrastruktur gas dan pengangkutan LNG.

Theo menjelaskan, sejauh ini proyek yang berada di Bangladesh sudah memasuki proses tender. Sementara untuk proyek Brunei dan Papua Nugini masih dalam proses kajian yang dilakukan oleh HITS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati