KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman di Indonesia terus berjuang menghadapi tantangan signifikan akibat ketergantungan terhadap impor bahan baku utama seperti terigu, gula, kedelai, susu, dan garam, di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yang telah mencapai sekitar 7% dari tahun lalu. Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman, situasi ini masih menjadi PR besar bagi industri makanan dan minuman. "Kami mengimpor sebagian besar bahan baku utama dan juga berbagai bahan tambahan seperti flavor, pengawet, dan pengatur asam karena masih kekurangan produksi lokal," ungkap Adhi saat ditemui di Jakarta, Senin (22/7).
Siasat Industri Mamin Menghadapi Tantangan Ketergantungan Impor Bahan Baku
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman di Indonesia terus berjuang menghadapi tantangan signifikan akibat ketergantungan terhadap impor bahan baku utama seperti terigu, gula, kedelai, susu, dan garam, di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yang telah mencapai sekitar 7% dari tahun lalu. Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman, situasi ini masih menjadi PR besar bagi industri makanan dan minuman. "Kami mengimpor sebagian besar bahan baku utama dan juga berbagai bahan tambahan seperti flavor, pengawet, dan pengatur asam karena masih kekurangan produksi lokal," ungkap Adhi saat ditemui di Jakarta, Senin (22/7).