JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertengger di zona positif. Kemarin (2/8), IHSG menguat 0,2% menuju 5.373,3, dan naik 16,99% sejak awal tahun. Di tengah laju IHSG, apa yang dilakukan para investor pasar modal kawakan? "Selalu ingat perkataan saya; invest in bad times and sale in good times. Maka Anda akan kaya," kata Lo Kheng Hong, salah satu investor saham kondang kepada KONTAN, kemarin. Penuturan Lo Kheng Hong menyiratkan bahwa saat ini momentum tepat untuk memetik laba dari bursa. Adapun Prodjo Sunarjanto memanfaatkan bullish pasar saham untuk trading. Investor kawakan yang menjabat Presiden Direktur Adi Sarana Armada (ASSA) itu optimistis, laju positif IHSG bertahan hingga akhir tahun. Perombakan kabinet dan program amnesti pajak mendorong minat investasi.
Namun, kenaikan IHSG dirasa sudah tinggi, sehingga bakal ada koreksi sehat. Untuk beberapa saham yang sudah mencapai return sesuai target, Prodjo mengambil untung alias profit taking. Prodjo tidak sembarang memilih saham objek trading, melainkan selektif memilih saham yang sesuai sentimen makro. Misalnya, saham yang akan terkerek kebijakan pemerintah, seperti sektor perbankan, infrastruktur, konstruksi, dan konsumer. Lain lagi cara investor kawakan lain yang enggan disebutkan namanya. Ia mengalokasikan seluruh kasnya untuk membeli saham potensial. Ia menerapkan strategi buy and hold karena sentimen positif masih bertahan di jangka panjang. Sehingga, potensi kenaikan saham masih besar. Saat ini, ia melakukan switching sektoral. Saham dengan volatilitas lebih tinggi, misalnya sektor infrastruktur, akan ditukar dengan saham konsumer yang defensif. "Kenaikan saham infrastruktur sangat cepat. Tetapi sangat mudah terkena sentimen kebijakan pemerintah, sehingga penurunannya juga cepat," terang investor yang memiliki portofolio sekitar Rp 1 triliun itu. Sejak awal tahun, dia sudah mengoleksi SIDO dan ROTI karena berfundamental solid dan defensif. Saham konstruksi dan properti seperti CTRS, NRCA, dan TOTL tinggal menanti waktu jual.