JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih menimbang langkah yang akan diambil terhadap obligasi rekapitalisasi miliknya. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan ada tiga langkah yang bakal ditempuh menyangkut surat utang peninggalan krisis ekonomi 1997-1998 tersebut. Khususnya, untuk obligasi rekapitalisasi berkategori tersedia untuk dijual (available for sale/AFS). Dari total obligasi rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar Rp 72 triliun, yang termasuk AFS senilai Rp 54 triliun. Sisanya sebesar Rp 18 triliun berstatus dipegang hingga jatuh tempo (hold to maturity), yakni antara tahun 2014-2020. "Pertama akan dijual ke pasar. Kalau ada yang berminat dan harganya cocok bisa kami lepas," ujar Zulkifli, Senin (16/4). Ia menampik soal kekhawatiran bunga atau nilai nominal (par value) bakal di bawah harga pasar. Menurutnya obligasi rekapitalisasi tetap akan menarik minat investor jangka panjang. Langkah kedua, menawarkan obligasi rekapitalisasi tersebut kepada Bank Indonesia (BI) untuk dijadikan alat operasi moneter BI. Ketiga, menawarkan kepada pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan untuk melakukan pembelian kembali alias buyback. Kesemuanya masih dikaji baik di internal Bank Mandiri maupun dengan BI dan pemerintah. Sebelumnya, Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N Mansyuri mengungkapkan bila obligasi rekapitalisasi bisa dijual maka akan menambah likuiditas. Ekspansi kredit pun bisa ditingkatkan seiring dengan kenaikan sumber pendanaan. Bank Mandiri juga melihat potensi penjualan obligasi rekapitalisasi sebagai strategi untuk memupuk modal perseroan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Siasat Mandiri melepas obligasi rekap
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih menimbang langkah yang akan diambil terhadap obligasi rekapitalisasi miliknya. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan ada tiga langkah yang bakal ditempuh menyangkut surat utang peninggalan krisis ekonomi 1997-1998 tersebut. Khususnya, untuk obligasi rekapitalisasi berkategori tersedia untuk dijual (available for sale/AFS). Dari total obligasi rekapitalisasi Bank Mandiri sebesar Rp 72 triliun, yang termasuk AFS senilai Rp 54 triliun. Sisanya sebesar Rp 18 triliun berstatus dipegang hingga jatuh tempo (hold to maturity), yakni antara tahun 2014-2020. "Pertama akan dijual ke pasar. Kalau ada yang berminat dan harganya cocok bisa kami lepas," ujar Zulkifli, Senin (16/4). Ia menampik soal kekhawatiran bunga atau nilai nominal (par value) bakal di bawah harga pasar. Menurutnya obligasi rekapitalisasi tetap akan menarik minat investor jangka panjang. Langkah kedua, menawarkan obligasi rekapitalisasi tersebut kepada Bank Indonesia (BI) untuk dijadikan alat operasi moneter BI. Ketiga, menawarkan kepada pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan untuk melakukan pembelian kembali alias buyback. Kesemuanya masih dikaji baik di internal Bank Mandiri maupun dengan BI dan pemerintah. Sebelumnya, Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N Mansyuri mengungkapkan bila obligasi rekapitalisasi bisa dijual maka akan menambah likuiditas. Ekspansi kredit pun bisa ditingkatkan seiring dengan kenaikan sumber pendanaan. Bank Mandiri juga melihat potensi penjualan obligasi rekapitalisasi sebagai strategi untuk memupuk modal perseroan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News