KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka sidang kabinet perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jokowi menyebut, salah satu alasan pemindahan ibu kota karena ingin pemerataan. Sebab, 58% GDP ekonomi ada di Jawa, sehingga ingin adanya pemerataan atau perputaran ekonomi. Jokowi juga mengatakan bahwa populasi di Jawa juga bebannya sudah sangat besar yakni 56% populasi ada di pulau jawa.
Baca Juga: Pastikan Hadiri Sidang Kabinet Perdana di IKN, AHY Berangkat Pekan Ini "Dan per hari ini perlu juga saya sampaikan bahwa di luar anggaran dari APBN, investasi yang masuk sudah Rp 56,2 triliun dari 55 groundbreaking," ucap Jokowi di Istana Gareaking. Jokowi menjelaskan bahwa investasi tersebut berasal dari 6 proyek sektor pendidikan, 3 proyek sektor kesehatan, 10 proyek sektor retail dan logistik, 8 proyek sektor hotel, 2 proyek sektor energi dan transportasi, 14 proyek sektor kantor dan perbankan, 9 proyek hunian dan area hijau, serta 3 proyek sektor media dan teknologi. Jokowi melanjutkan bahwa kepindahan ibu kota ke IKN bukan hanya sekedar pindah fisiknya, tetapi juga memindah pola pikir dan pola kerja. Ia bilang, mobilitas di IKN akan memakai kendaraan listrik dan juga energinya menggunakan energi hijau.
Baca Juga: Istana Pastikan Jokowi akan Berkantor di IKN pada Akhir Juli Ini Bangunan di IKN diarahkan ke
green building dan aksesibilitasnya juga diprioritaskan untuk pejalan kaki dan yang naik sepeda. Ekonomi yang akan dikembangkan di IKN juga ekonomi hijau, ekonomi digital yang akan mengiringi pemerintahan di Ibu Kota Nusantara. "Kita tahu salah satu alasan kenapa ibu kota pindah karena kita ingin pemerataan, karena kita tahu 58% GDP ekonomi itu ada di Jawa sehingga kita ingin memeratakan untuk juga luar Jawa mendapatkan perputaran ekonominya," jelas Jokowi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli