Sidang pembunuhan Jamal Khashoggi dibuka, 2 pembantu Putra Mahkota Saudi terdakwa



KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Masih ingat kasus pembunuhan jurnalis Arab saudi, Jamal Khashoggi? Kabar terbaru, Pengadilan Turki telah membuka persidangan 20 warga negara Saudi yang didakwa atas pembunuhan Khashoggi.

Al Jazeera melaporkan, persidangan dimulai di pengadilan utama provinsi Istanbul di distrik Caglayan pukul 10:00 waktu setempat (07:00 GMT) pada Jumat (3/7).

Khashoggi, kolumnis Washington Post yang berusia 59 tahun, terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, setelah ia memasuki tempat itu untuk mendapatkan dokumen pernikahan yang direncanakannya.


Para pejabat Turki mengatakan, tubuh Khashoggi dimutilasi di konsulat oleh para pembunuh dan jenazahnya belum ditemukan.

Baca Juga: Kisah putri yang ditahan Putra Mahkota Saudi dan memohon dibebaskan saat Ramadan...

Pada bulan Maret 2019, jaksa penuntut Turki mendakwa 20 warga negara Saudi atas pembunuhan Khashoggi, termasuk dua mantan pembantu senior Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto kerajaan Saudi.

Menurut surat dakwaan itu, mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi Ahmed al-Assiri dituduh membentuk tim pembunuh dan merencanakan pembunuhan Khashoggi.

Mantan penasihat media, Saud al-Qahtani, dituduh menghasut dan memimpin operasi dengan memberikan perintah kepada tim pembunuh.

Tersangka lain adalah perwira Saudi yang diduga mengambil bagian dalam operasi pembunuhan. Para jaksa penuntut Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk para tersangka.

Andrew Gardner, peneliti senior Turki dari Amnesty International yang berbasis di Inggris mengatakan ada harapan persidangan akan menjelaskan bukti baru dan juga menginterogasi bukti yang sudah tersedia.

"Persidangan ini dan upaya-upaya lain oleh pihak berwenang Turki penting dalam menjaga agar pembunuhan itu menjadi perhatian, tidak membiarkannya dilupakan," kata Gardner kepada Al Jazeera dari Istanbul.

"Pengadilan ini bukan pengganti untuk penyelidikan internasional yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mudah-mudahan itu hanya akan menjadi batu loncatan di jalan untuk memastikan penyelidikan seperti itu terjadi. Dan dalam arti itu sangat berharga," tambahnya.

Baca Juga: Peretasan Jeff Bezos: Pakar PBB tuntut penyelidikan atas Putra Mahkota Arab Saudi

Editor: Khomarul Hidayat