JAKARTA. Belum genap setahun mengucurkan dana untuk mengakuisisi PT Berlico Mulia Farma, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk merogoh investasi lagi. Sido Muncul berencana merelokasi pabrik farmasi Berlico Mulia dengan berbekal dana Rp 80 miliar–Rp 120 miliar. Gelontoran dana investasi anyar itu diharapkan bisa menunjang rencana Sido Muncul menggenjot bisnis farmasi. "Relokasi ini untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi produksi," ujar Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada Rabu (20/5). Untuk diketahui, pabrik Berlico Mulia saat ini berada di Kota Yogyakarta. Pabrik tersebut berada di daerah perumahan. Mesin-mesin produksinya sudah tua jadi tidak efisien dari sisi produksi. Maklum, Berlico Mulia sudah beroperasi sejak 1993.
Nah, Sido Muncul berencana memindahkan pabrik di Kota Yogyakarta itu ke pinggiran Kota Gudeg yakni di Prambanan, Kabupaten Sleman. Perusahaan berkode SIDO di Bursa Efek Indonesia itu menyiapkan lahan 3,5 hektare (ha) di Prambanan. Rencananya, pabrik Berlico Mulia di Prambanan akan memiliki gudang dengan ukuran lima kali lebih besar ketimbang gudang pabrik Kota Yogyakarta. Gudang itu untuk menyimpan bahan baku dan produk jadi. Daya tampung gudang yang membesar itu juga dibarengi dengan volume produksi yang meningkat. Sido Muncul menggadang pabrik Prambanan bisa mendongkrak volume produksi farmasi menjadi lima kali lipat lebih besar ketimbang pabrik lamanya. Irwan tidak menjelaskan detail kapasitas produksi pabrik Kota Yogyakarta dan rancangan kapasitas produksi pabrik Prambanan. Dia hanya menyebutkan jika tahun lalu Berlico Mulia mencatat penjualan Rp 80 miliar. Sekadar mengingatkan, Sido Muncul mengadopsi Berlico Mulia pada September 2014. Sido Muncul membeli perusahaan farmasi tersebut di harga Rp 124,99 miliar. Berlico Mulia memproduksi 80 produk obat resep (ethical ) dan obat bermerek (OTC). Genjot ekspor Selain merelokasi pabrik, tahun ini Sido Muncul juga memiliki dua rencana lain. Pertama, mengembangkan pasar ekspor. Caranya adalah menambah pasar ekspor baru yakni ke Filipina. Tambahan negara tujuan ekspor baru itu akan melengkapi beberapa negara yang sudah dimasuki saat ini, yakni Malaysia, Singapura, Australia, Hong Kong, Suriname dan Amerika Serikat. Ada pula beberapa negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah. Cara lain mengembangkan pasar ekspor adalah dengan menjajal pasar ritel utama di luar negeri. "Sebelumnya produk kami hanya dijual di toko-toko komunitas Indonesia dan Asia saja. Saat ini kami mau coba masuk di toko-toko utama seperti Watson dan semacamnya di luar negeri," ujar Irwan.
Kedua, meningkatkan efisiensi produksi dengan cara mengolah limbah menjadi bahan bakar energi terbarukan. Sido Muncul berencana membeli dua mesin pengolah limbah. Harga dua mesin itu Rp 10 miliar. Mesin pertama dibeli tiga bulan lalu dan sudah beroperasi. Sementara mesin kedua akan hadir tiga bulan kemudian. Hitungan Sido Muncul, dua mesin pengolah limbah itu bisa menciptakan efisiensi produksi sebesar Rp 600 juta - Rp 700 juta per bulan. Sayangnya, meski telah membeberkan sejumlah rencana, manajemen Sido Muncul tak mau menyebutkan target kinerja tahun ini. "Kami kerja saja, tidak pikirkan target. Namun semua yang menyangkut kesehatan akan tumbuh," ujar Irwan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto