Sido Muncul (SIDO) jajaki peluang ekspor ke Asean dan Afrika



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus berusaha mencari negara tujuan ekspor yang baru. Selain tengah mempersiapkan penetrasi di pasar Nigeria tahun ini, SIDO juga tengah menjajaki peluang ekspor ke pasar Asean.

SIDO bakal melakukan ekspor langsung lewat anak usahanya yang baru didirikan di Nigeria awal tahun 2018 kemarin yang bernama, Muncul Nigeria Limited. Menurut David Hidayat, Direktur Utama SIDO perseroan terus memproses pengkajian di beberapa negara lainnya khususnya di Asean.

"Seperti Vietnam, Myanmar dan lainnya. Saat ini produk kita memang sudah dipasarkan di beberapa negara, tapi kami akan lebih fokus ke Negara2 ASEAN dan Afrika," terangnya kepada Kontan.co.id, (17/2).


Beberapa pertimbangan perseroan memilih negara tujuan ekspor antara lain kesamaan budaya konsumsi dan potensi jumlah penduduk.

Adapun kontribusi ekspor terhadap penjualan SIDO di akhir tahun 2018 kemarin diperkirakan mencapai 2% dari total salesnya. Manajemen optimistis tahun ini penjualan ekspor tersebut dapat bertumbuh kisaran 5%-10%.

Mengenai rencana ekspansi yang baru di tahun ini, David mengaku belum ada sebab SIDO telah menyelesaikan ekspansi kami di tahun 2018 dan komersial di awal tahun ini. "Jadi belum ada rencana melakukan penambahan kapasitas," katanya.

Terkait produk baru, manajemen mengaku akan terus melakukan inovasi yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. "Kami pun sudah mempersiapkan produk baru yang diharapkan akan di launching di kuartal 4 tahun ini," tutur David.

Seperti yang diketahui, Oktober tahun kemarin perseroan telah merampungkan perluasan pabrik Cairan Obat Dalam (COD). Kapasitas produksi obat usai perluasan pabrik ini pun akan meningkat 2,5 kali lipat dari 80 juta sachet per bulan jadi 200 juta sachet per bulan.

Sebelumnya, Pabrik COD baru telah melewati tahap uji coba perdana pada 23 April 2018, yang didirikan di atas lahan seluas 17.000 m² dengan luas bangunan 28.000 m². Ini merupakan pengembangan dari pabrik sebelumnya yang dibangun pada 2007 lalu dan total biaya investasi untuk keseluruhan pabrik di Semarang, meliputi lahan, bangunan dan mesin mencapai Rp 900 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli