Sido Muncul (SIDO) memperkuat kinerja ekspor tahun depan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berupaya memperkuat pasar ekspor. Lewat pasar Nigeria yang akan dipenetrasi di 2019. Penetrasi di pasar afrika sejatinya sudah dimulai sejak awal tahun ini. Pada 5 Januari 2018, SIDO mendirikan anak usaha di Nigeria bernama Muncul Nigeria Limited . Direktur Utama SIDO, David Hidayat menjelaskan ekspor resmi nigeria baru akan mulai 2019. "Target kami barang mulai dipasarkan juni 2019," kata David kepada Kontan.co.id, Rabu (5/12). Menurutnya pasar Afrika memang masih potensial dijajaki. Namun perusahaan asal Semarang ini baru akan memulai di Nigeria terlebih dahulu. Mengingat populasi masyarakat yang mencapai 175 juta orang." Pasti selanjutnya ke negara tetangga Nigeria yang julah penduduknya lebih kecil dari Nigeria," katanya. Catatan saja,saat ini di Nigeria, SIDO masih berencana ekspor langsung dan belum ada rencana untuk membangun pusat produksi. Untuk target ekspor bagi SIDO kedepannya, David belum memberikan gambaran spesifk. David menilai kontribusi ekspor masih kecil. "Tetapi prospek ke depannya menjanjikan," paparnya. Selain ekspor ke Nigeria, SIDO juga sudah mengekspor ke pasar ASEAN. Misalnya, oktober lalu ekspor di Filipina dimulai. Bahkan di Filipina, SIDO sudah memiliki kantor pemasaran perwakilan. Rencananya SIDO akan membuka kantor cabang perwakilan baru. Namun belum dapat dibeberkan informasinya. "Secara produk, kami masih menjual brand Kuku Bima Energi dan jamu Tolak Angin di pasar ekspor," kata David. Untuk kinerjanya di tahun depan, manajemen SIDO belum memberikan gambaran. Hanya saja perusahaan sudah menyiapkan alokasi belanja modal sebanyak Rp 150 miliar. Sekedar informasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang kuartal III 2018 ini. Pada kuartal III-2018, SIDO menorehkan penjualan sebesar Rp 1,94 triliun atau meningkat 4,86% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,85 triliun. Penjualan dari herbal dan suplemen menyumbang sebesar Rp 1,27 triliun naik 6,72% dari penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun, selanjutnya dari segmen makanan dan minuman sebesar Rp 589,37 miliar turun 1,75% dari periode yang sama 2017 sebesar Rp 599,90 miliar, dan farmasi meningkat cukup signifikan menjadi Rp 77,05 miliar meningkat 12,43% dari penjualan pada kuartal III 2017 sebesar Rp 68,53 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini