KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sico Muncul Tbk (Sido Muncul) berencana merelokasi pabrik farmasi milik anak perusahaan bernama PT Berlico Mulia Farma ke daerah industri yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah. Upaya relokasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk produk farmasi. “Kan kapasitas produksinya (Pabrik PT Berlico Mulia Farma) sudah hampir 90%, kita juga mau growth kan, kita cari yang lebih luas.“ ujar Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sico Muncul Tbk, Leonard dalam acara paparan kinerja yang berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Rabu (21/08).
Baca Juga: Saham SIDO mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, ini rekomendasi analis Meski demikian, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sico Muncul Tbk Irawan Hidayat menjelaskan bahwa rencana ini masih berada dalam tahap pengkajian. Dengan demikian, Sido Muncul masih belum memiliki rencana operasional bagi pabrik yang direlokasi setelah dipindahkan nanti. Selain itu, Irawan juga mengatakan bahwa prosesi pemindahan pabrik merupakan merupakan proses yang sulit dan memakan waktu panjang. “begitu dipindah dan pakai mesin baru kita musti melakukan R&D (research and development) ulang,” terang Irawan. Selain itu, Irwan juga mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan bisa memakan waktu dua hingga tiga tahun. Sebelumnya, kegiatan opersional PT Berlico Mulia Farma dilakukan di atas lahan seluas 9.000 meter persegi yang berlokasi di Sleman. Eks lahan pabrik ini rencananya akan dijual setelah rencana relokasi pabrik memiliki gambaran yang final.
Baca Juga: Penjualan ekspor SIDO di semester I-2019 naik signifikan PT Berlico Mulia Farma merupakan anak perusahaan Sido Muncul yang diakuisisi pada tahun 2014 untuk keperluan perluasan bisnis Sido Muncul pada bidang industri farmasi. Saat ini PT Berlico Mulia Farma telah memproduksi lebih dari 80 jenis produk ethical, suplemen, obat, dan sebagainya. Sebagai catatan, sebagian besar total penjualan bersih Sido Muncul di semester I 2019 ditopang oleh penjualan jamu herbal dan suplemen, yakni sebesar Rp 943,10 miliar atau setara dengan 66,88% dari total penjualan bersih. Sementara itu, kontribusi penjualan terbesar kedua dalam total penjualan bersih Sido Muncul di semester I 2019 berasal dari penjualan produk-produk makanan dan minuman, yakni sebesar 28,61% atau setara dengan Rp 403,45 miliar. Adapun sekitar 4,5% dari total penjualan bersih sisanya diperoleh dari penjualan produk-produk farmasi senilai Rp 63,52 miliar.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) catat rekor tertinggi sepanjang masa, simak rekomendasi analis Dengan capaian penjualan di atas, Sido Muncul berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 10,65% secara tahunan (
year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp 1,27 triliun di semester I 2018 menjadi Rp 1,41 triliun di semester I 2019. Sebagian besar dari penjualan ini masih diserap oleh pasar domestik, yakni sebesar 94%. Sementara itu, sebanyak 6% sisanya diekspor ke negara Filipina, Malaysia, dan Nigeria. Persentase penjualan ekspor ini mengalami peningatan sebesar 4 poin secara yoy dari yang semula hanya 2% pada semester I 2018. Sementara itu pada sisi laba bersih, Sido Muncul juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 28,22% secara tahunan dari Rp 291,77 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 374,11 miliar pada semester I 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini