JAKARTA. Harga minyak dan gas (migas) boleh saja
anjrut-anjrutan manajemen PT Sidomulyo Selaras Tbk (
SDMU) tak kehilangan rasa optimistis mengejar kontrak baru. Perusahaan jasa pengangkutan ini antusias menanti hasil tender pengangkutan migas dari PT PetroChina International Jabung Ltd dan Ramba Energy Ltd. Tanpa memerinci nilai kontrak, Tjoe Mien Sasminto, Presiden Direktur PT Sidomulyo Selaras Tbk bilang, dua kontrak itu bernilai US$ 18 juta hingga US$ 20 juta. Kedua kontrak tersebut berjangka waktu tiga tahun. Sementara proses tender hingga penetapan hasil pemenang tender, akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Sidomulyo optimistis memenangi kontrak ini. "Tendernya akan masuk akhir tahun nanti," kata Tjoe Mien, kemarin (23/6).
Di luar kontrak baru yang tengah dikejar, Sidomulyo sudah mengantongi kontrak pengangkutan migas senilai US$ 18 juta. Kontrak tersebut berasal dari tiga perusahaan, yakni kerjasama operasi (KSO) dari Samudra Energy Ltd senilai US$ 13 juta dan pekerjaan dari Montd'or Oil and Gas Corp senilai US$ 3 juta. Satu lagi, pekerjaan dari Tately NV senilai US$ 2 juta. Sidomulyo menjalin kerjasama dengan ketiga perusahaan itu untuk masing-masing jangka waktu tiga tahun. Saat ini, ketiga kontrak itu sudah berjalan selama 1,5 tahun. Tak cuma pengangkutan migas, Sidomulyo juga berupaya mengail kontrak pengangkutan bahan kimia. Erwin Hardiyanto, Direktur Keuangan PT Sidomulyo Selaras Tbk mengatakan, beberapa waktu lalu Sidomulyo mengantongi kontrak pengangkutan dari Mitsubishi Corporation Indonesia dan Trinseo. Revisi target 2015 Sayang Erwin tak mau menyebut nilai pekerjaan dari dua perusahaan itu. Dia hanya bilang jika saat ini Sidomulyo sudah mengantongi kontrak pengangkutan bahan kimia dari 59 perusahaan. Berbekal dua lini bisnis pengangkutan, Sidomulyo membidik pendapatan Rp 164,95 miliar tahun ini atau 11,99% di atas realisasi pendapatan tahun 2014 yang senilai Rp 147,28 miliar. Proyeksi manajemen Sidomulyo, 65% pendapatan tahun ini dari angkutan bahan kimia dan 35% dari angkutan migas. Target pendapatan tahun 2015 itu sudah melalui proses revisi. Sebelumnya Sidomulyo menargetkan pendapatan antara Rp 180 miliar-Rp 200 miliar. Artinya, perusahaan berkode SDMU di Bursa Efek Indonesia ini mengincar pertumbuhan minimal 22,23% dari tahun lalu. Erwin menjelaskan, SDMU memilih konservatif setelah melihat kondisi harga migas masih konsisten muram. "Walaupun armada kami bisa mengangkut tapi kalau
enggak ada yang bisa diangkut, kan sama saja," kata Erwin.
Padahal Sidomulyo juga melengkapi strategi bisnis tahun ini dengan dana belanja modal sebesar Rp 38 miliar. Beberapa rencana penggunaan dana itu, yakni untuk membeli 10 armada baru senilai Rp 16 miliar dan Rp 3 miliar untuk membiayai perizinan penggunaan lahan di Pelabuhan Merak, Jakarta. Rencana lain, Sidomulyo akan membeli tanah sebagai
check point atau tempat pengecekan pengangkutan dan
rest area di Semarang, Jawa Tengah. Nilainya Rp 3 miliar. Rencana penggunaan dana terbesar adalah Rp 16 miliar untuk membeli peralatan cuci dan perbaikan isotank. Sebagai catatan, hingga Juni 2015, Sidomulyo baru belanja peralatan cuci dan perbaikan isotank senilai Rp 16 miliar yang bisa terealisasi. Penyelenggara bisnis isotank itu adalah anak perusahaan Sidomulyo bernama PT Tank Station Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia