Sidomulyo meniup kontainer tangki



JAKARTA. PT Sidomulyo Selaras Tbk menargetkan kontribusi seimbang antara bisnis jasa di sektor kimia serta minyak dan gas (migas) pada tahun depan. Target itu dipatok seiring rencana pengoperasian kontainer tangki (isotank), awal tahun 2016.

Dalam hitungan manajemen Sidomulyo Selaras, bisnis fasilitas isotank bisa menyumbang 20% terhadap pendapatan dari sektor kimia. Fasilitas isotank meliputi jasa pembersihan, pencucian, perawatan, dan perbaikan kontainer bahan kimia.

Saat ini, Sidomulyo membagi sumber pendapatan dalam dua kategori besar, yakni jasa angkutan, dan jasa inklaring. Menurut laporan keuangan kuartal III-2015, jasa angkutan berkontribusi Rp 104,59 miliar atau 98,59% terhadap total pendapatan Rp 106,08 miliar. Sedangkan 1,41% sisanya dari jasa inklaring.


Nah, bisnis sektor kimia dan migas adalah dua lini bisnis dalam kategori jasa angkutan. Komposisi saat ini; 45% pendapatan kimia dan 55% pendapatan migas. "Kalau isotank ini beroperasi, pendapatan kimia dan migas bisa seimbang," ungkap Erwin Hardiyanto, Direktur Keuangan PT Sidomulyo Selaras kepada KONTAN, Jumat (20/11)

Patut dicatat, rencana operasional bisnis fasilitas isotank sudah molor dua kali dari target awal. Catatan Harian KONTAN, Oktober 2015, semula Sidomulyo Selaras ingin merealisasikan rencana pada Agustus 2015. Target kemudian bergeser menjadi November atau Desember 2015. Lantas target terbaru kali ini, awal tahun 2016.

Kembali merunut laporan keuangan kuartal III-2015, Sidomulyo Selaras sejatinya sudah meniti rencana ini sejak 17 Juli 2014. Itu ditandai dengan kongsi antara anak perusahaan Sidomulyo Selaras bernama PT Green Asia Tankliner dengan ChemStationAsia Sdn Bhd. Keduanya membikin anak perusahaan patungan bernama PT Tanks Station Indonesia. Perusahaan itulah yang akan menggawangi bisnis fasilitas isotank.

Green Asia menyuntikkan dana sekitar Rp 13,04 miliar kepada Tanks Station. Perinciannya, Rp 9 miliar berupa penyertaan dalam bentuk tanah. Lantas, Rp 4,04 miliar sisanya dicatat sebagai piutang lain-lain pihak berelasi.

Proyeksi turun 7%

Namun, penundaan realisasi rencana sepertinya tak menciutkan optimisme Sidomulyo Selaras. Perusahaan berkode SDMU di Bursa Efek Indonesia itu yakin bisnis anyar mereka bisa menyedot minat perusahaan penyedia jasa kontainer di tanah air

Sidomulyo Selaras mengklaim, bisnis isotank itu akan menjadi yang pertama ada di dalam negeri. Mereka menyebut, sejumlah perusahaan penyedia jasa kontainer kimia telah menunjukkan minat.

Saat ini, Sidomulyo Selaras belum menjalin kontrak bisnis dengan perusahaan manapun dan belum menetapkan tarif jasa fasilitas isotank. Tarif jasa akan ditetapkan kelak saat bisnis beroperasi.

 Sementara hingga akhir tahun 2015, Sidomulyo Selaras memprediksi akan mencetak penurunan pendapatan 7%. Informasi saja, Sidomulyo Selaras mencetak pendapatan bersih Rp 147,28 miliar pada tahun 2014. Jadi, proyeksi pendapatan perusahaan itu pada tahun 2015 yakni Rp 136,97 miliar. "Di kuartal III kemarin karena kondisi ekonomi bisnis kimia turun jauh," alasan Erwin.

Di luar target pendapatan yang menyusut, Sidomulyo Selaras mendapatkan penghiburan berupa perpanjangan kontrak dari Tately N. V sebesar US$ 3,55 juta. Dalam perjanjian tersebut, perusahaan bertugas mengangkut minyak mentah dengan kapasitas 150 barrel selama dua tahun. Tately merupakan salah satu klien tetap dengan kontribusi pembelian hingga 5% terhadap pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan