Sidomulyo (SDMU) masih kejar target dua kontrak baru tahun ini



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) tahun ini berharap bisa memperoleh pertumbuhan kinerja. Salah satu katalisnya adalah mengandalkan kontrak baru yang ditargetkan bisa ditargetkan. Perusahaan ini masih membidik kontrak untuk mendapatkan kontrak dari jasa angkut minyak, gas, bahan berbahaya dan beracun.

Catatan KONTAN, perusahaan menargetkan untuk mengejar dua kontrak baru yang berasal dari dua sumur milik perusahaan minyak. Nantinya perusahaan akan melakukan pengangkutan minyak mentah tersebut, harapannya ini akan mendrive pertumbuhan perusahaan pada tahun ini. “Di kuartal I belum ada kontrak yang terealisasi, saya belum tahu kapan kontraknya akan terealisasi,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (12/4).

Sayang dirinya belum mau merinci lebih jauh mengenai rencana investasi pada tahun ini, yang jelas manajemen masih akan mengandalkan armada miliknya sejauh ini. Dengan total 320 armada yang utilisasinya mencapai 100%, perusahaan juga masih akan melakukan modifikasi beberapa armada.


Dengan upaya tersebut, perusahaan berharap kinerjanya bisa melompat lebih baik pada tahun ini. Seperti diketahui, kendati jumlah kerugian pada tahun lalu mengalami penurunan, namun dari sisi pendapatan perusahaan ini masih mengalami stagnasi pertumbuhan. “Iya targetnya kami tumbuh 10%-15% pada tahun ini,” lanjutnya.

Tahun lalu, SDMU mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 102,99 miliar jumlah tersebut naik tipis 0,03% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 102,96 miliar. Sedangkan rugi bersih tahun berjalan turun 18,53% dari Rp 37,8 miliar menjadi Rp 30,79 miliar.

Kontribusi dari segmen jasa angkutan masih mendominasi pendapatan perusahaan dengan capaian Rp 102,73 miliar, sedangkan jasa inklaring hanya menyumbang Rp 264,42 juta saja. Komposisi tersebut tidak juauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan dari total aset, perusahaan ini mengalami penurunan 5,99% dari Rp 385,45 miliar menjdi Rp 362,36 miliar. Aset lancar mengalami kenaikan Rp 2,23 miliar sedangkan aset tidak lancar mengalami penurunan Rp 25,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini