JAKARTA. Tahun ini bukan tahun yang menggembirakan bagi produsen pakan ternak. Selain terbebani turunnya permintaan pakan di pasaran, para produsen ternak juga terpukul pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Maklum, produsen pakan masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Sekretaris Perusahaan PT Sierad Produce Tbk, FX Awi Tantra mengatakan, perusahannya mengimpor 40% kebutuhan bahan baku jagung dari Brasil dan Argentina. Pelemahan rupiah membuat biaya impor semakin besar," ucap Awi, Jumat (31/7). Menurut Awi, pemenuhan jagung dari Brasil ataupun Argentina bukan karena kualitas jagung di dalam negeri kurang, tetapi lebih dikarenakan ketersediaan jagung di Indonesia tidak menentu.
Sierad kurangi produksi pakan
JAKARTA. Tahun ini bukan tahun yang menggembirakan bagi produsen pakan ternak. Selain terbebani turunnya permintaan pakan di pasaran, para produsen ternak juga terpukul pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Maklum, produsen pakan masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Sekretaris Perusahaan PT Sierad Produce Tbk, FX Awi Tantra mengatakan, perusahannya mengimpor 40% kebutuhan bahan baku jagung dari Brasil dan Argentina. Pelemahan rupiah membuat biaya impor semakin besar," ucap Awi, Jumat (31/7). Menurut Awi, pemenuhan jagung dari Brasil ataupun Argentina bukan karena kualitas jagung di dalam negeri kurang, tetapi lebih dikarenakan ketersediaan jagung di Indonesia tidak menentu.