KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu, PT Sierad Produce Tbk (SIPD) mencatatkan pertumbuhan bisnis positif. Di sepanjang tahun ini, manajemen Sierad Produce mungkin akan kesulitan untuk mencapai pertumbuhan seperti tahun lalu. Wabah korona (Covid-19) menjadi salah satu faktor penahan laju bisnis perunggasan yang dijalani SIPD. Selama periode bulan puasa dan Lebaran kali ini, tren permintaan ayam diperkirakan menurun.
Baca Juga: Laba Sierad Produce (SIPD) melonjak 207% pada 2019 Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk, Tomy Wattemena mengemukakan, permintaan unggas di bulan puasa umumnya meningkat sekitar 30%-40% dibandingkan bulan biasa lainnya. Pandemi Covid-19 kali ini menghantam konsumsi dan daya beli masyarakat. Alhasil, manajemen SIPD memprediksikan penurunan permintaan sekitar 20%-30% selama bulan puasa ketimbang bulan-bulan sebelumnya. "Saat ini semua peternak dan pabrik pakan kesulitan karena demand turun drastis sehingga harga ayam dan DOC turun tajam di bawah biaya produksi," ungkap dia. Padahal di bulan Maret lalu, manajemen SIPD sempat mengatakan ada pertumbuhan permintaan Belfoods, produk olahan Sierad Produce, yang cukup bagus di ritel modern. Namun di bulan berikutnya, Sierad Produce mengaku sulit memproyeksikan penjualan. "Krisis ini belum jelas kapan berakhir. Target kami, bisa melewati krisis tanpa merumahkan karyawan," tutur Tomy. Berdasarkan laporan keuangan sepanjang tahun lalu, SIPD membukukan pendapatan bersih senilai Rp 4,1 triliun. Jumlah ini meningkat 31,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 3,12 triliun. "Semua lini bisnis tumbuh, kecuali harga ayam (DOC) yang di bawah harga tahun 2018," ujar Tomy.
Baca Juga: Ada corona, Sierad Produce (SIPD) tak mau gegabah revisi target dan ekspansi di 2020 Sebagian besar bisnis utama SIPD adalah segmen perunggasan, yang berkontribusi sebesar Rp 3,61 triliun atau 88% dari total pendapatan bersih sepanjang 2019. Jumlah ini tumbuh 32,2% dibandingkan tahun 2018. Di dalam segmen perunggasan, semua kategori penjualan SIPD mengalami kenaikan kecuali segmen day old chicken (DOC) yang turun 3% year-on-year (yoy) menjadi Rp 468,58 miliar pada 2019. Namun porsi dan bobot DOC terbilang kecil dibandingkan segmen pakan ternak yang berkontribusi 68% dari total pendapatan bersih 2019 atau sebesar Rp 2,82 triliun dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 43% (yoy). Begitu pula dengan kategori ayam potong dan peternakan ayam yang mengalami pertumbuhan pendapatan masing-masing sebesar 18,6% (yoy) dan 18,8% (yoy). Sedangkan di segmen bisnis makanan siap saji, SIPD mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 27,4% (yoy) menjadi Rp 490,84 miliar. Sierad Produce mempunyai anak usaha di bidang makanan olahan ayam, Belfoods. Tomy bilang, penjualan produk tersebut terus menampakkan tren peningkatan yang kuat di pasaran.
Baca Juga: Industri Daging Olahan Juga Terbebani Pandemi Corona (Covid-19) Sementara itu, secara keseluruhan beban pokok penjualan SIPD di sepanjang tahun lalu tercatat Rp 3,45 triliun atau naik 32,18% (yoy). Selanjutnya SIPD membukukan laba kotor 2019 senilai Rp 646,28 miliar atau tumbuh 28% dibandingkan tahun 2018 yang senilai Rp 504,44 miliar. Setelah dikurangi pos beban lainnya, SIPD meraup laba bersih Rp 79,78 miliar. sepanjang tahun lalu. Jumlah itu melonjak 207,67% dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 25,93 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro