KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sierad Produce Tbk membidik pertumbuhan pendapatan sebanyak 20% di tahun ini. Tahun 2018 Sierad Produce berhasil membukukan pendapatan sebanyak Rp 3,12 triliun dengan laba bersih Rp 25,93 miliar. Direktur Utama Sierad Produce, Tomy Wattemena mengungkapkan guna mencapai target pendapatan 20% pihaknya sudah menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya dengan menggenjot pertumbuhan Belfoods, selain itu emiten berkode saham
SIPD ini juga menyeimbangkan pertumbuhan dan keuntungan di rumah potong ayam. “Kita meningkatkan operasi efisiensi di peternakan, selain itu juga menumbuhkan kemitraan dengan peternak serta meningkatkan kualitas pakan ayam,” ujarnya pada Kontan Rabu (29/5).
Tak hanya itu, sambungnya, pihaknya juga memastikan sinergi bisnis antar unit untuk meningkatkan kinerja. Ia menambahkan ada beberapa faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi bisnisnya pada tahun ini. “Untuk faktor dari luar tentunya pertumbuhan konsumsi ayam yang tiap tahunnya naik di kisaran 8-11% dan harga bahan baku pakan ternak terutama jagung yang sempat melonjak tajam awal tahun,” paparnya. Ia bilang harga bungkil kedelai, harga jual
days of chick, dan harga ayam yang dinilai lebih stabil ketimbang tahun lalu. Sementara faktor dari internal yang dinilai dapat menggenjot kinerja yakni dengan meluncurkan
size pack Belfoods Rp 10.000 untuk sosis,
nugget, dan bakso yang lebih terjangkau. “Sejauh ini respons pasarnya sangat positif,” imbuhnya. SIPD juga meluncurkan super DOC, ia menjelaskan proses pembiakan dilakukan dengan ketat sehingga menghasilkan DOC berkualitas tinggi yang cepat besar. “Kita juga memulai
smart farm disalah satu fasilitas kita yang menggunakan
internet of things (IoT) yang bekerja sama dengan PT XL Axiata, Farm result BV,
perch data analytic yang berbasis di Netherland dan juga akan dibantu penelitian ini oleh HAS University dari Netherland juga,” paparnya. Kemudian, SIPD menjalin kerja sama dengan Wahyoo
Start up untuk membuka rombong ayam goreng di warteg-warteg yang sementara ini masih hanya dilakukan di warteg yang berlokasi Jabodetabek. “Dengan ayam yang berkualitas seperti
international fast food chain tapi harga sangat terjangkau sampai lapisan bawah,” kata Tomy. Sedangkan untuk belanja modal pada tahun ini SIPD menyiapkan capex sebesar Rp 100 miliar, nilai ini sama dengan tahun lalu yang akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas agar lebih efisien.
Ia mengaku belum ada rencana untuk menambah kapasitas karena dirasa masih cukup. Sumber dana belanja modal ini diperoleh dari dana operasional dan pinjaman dari bank. Menjelang Lebaran 2019, pihaknya optimis mampu memenuhi kebutuhan masyarakat saat lebaran nanti. “Kali ini kita lebih terkoordinasi baik dengan pemerintah untuk meredam inflasi harga ayam segar walaupun lonjakan permintaan sekitar 20%,” pungkasnya. Apabila melihat laporan keuangan SIPD pada kuartal I-2019, mereka mencatat penjualan Rp 928 miliar naik 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 676 miliar dengan laba bersih yang melesat 263% menjadi Rp 13 miliar di triwulan pertama 2019, padahal pada periode yang sama tahun lalu masih merugi Rp 8 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .