JAKARTA. Tahun ini bukan tahun yang baik bagi produsen ternak. Selain terbebani dengan kenaikan harga bahan baku, para produsen ternak juga terpukul karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terjadi beberapa waktu lalu. Maklum produsen pakan masih impor jagung dan kedelai. Mau tak mau, produsen pakan harus menaikan harga jualnya. Bahkan, PT Sierad Produce Tbk harus mengkaji ulang target produksi pakan ternak. Awalnya, manajemen perusahaan itu optimistis, produksi pakan ternak tahun ini sebesar 500.000 ton. Memasuki semester kedua, emiten dengan kode saham SIPD ini memproyeksikan produksi pakan ternak hanya 400.000 sampai 450.000 ton. "Mungkin tercapai 80% sampai 90% dari target," ujar Eko Putro Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk saat dihubungi KONTAN baru-baru ini.
Sierad revisi target produksi pakan
JAKARTA. Tahun ini bukan tahun yang baik bagi produsen ternak. Selain terbebani dengan kenaikan harga bahan baku, para produsen ternak juga terpukul karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terjadi beberapa waktu lalu. Maklum produsen pakan masih impor jagung dan kedelai. Mau tak mau, produsen pakan harus menaikan harga jualnya. Bahkan, PT Sierad Produce Tbk harus mengkaji ulang target produksi pakan ternak. Awalnya, manajemen perusahaan itu optimistis, produksi pakan ternak tahun ini sebesar 500.000 ton. Memasuki semester kedua, emiten dengan kode saham SIPD ini memproyeksikan produksi pakan ternak hanya 400.000 sampai 450.000 ton. "Mungkin tercapai 80% sampai 90% dari target," ujar Eko Putro Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk saat dihubungi KONTAN baru-baru ini.