SIG Tingkatkan Penggunaan Biomassa Sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG berkomitmen mendukung pembangunan rendah karbon sebagai respons terhadap isu-isu keberlanjutan, seperti perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya. 

Fokus SIG adalah menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan menciptakan solusi-solusi berkelanjutan, melindungi lingkungan, dan menciptakan nilai bagi karyawan dan masyarakat.

Salah satu inisiatif strategis SIG dalam perlindungan lingkungan adalah penggunaan bahan bakar alternatif dari biomassa dalam proses pembuatan semen di pabrik milik perusahaan. 


Baca Juga: IHSG Naik 0,42% ke 6.946 Rabu (26/7), Sektor Energi Melesat 1,43%

Pada tahun 2022, SIG berhasil mencatat penggunaan biomassa sebanyak 2,7 juta ton dari sumber seperti sekam padi, bonggol jagung, cangkang mete, dan cangkang sawit.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, sebagai produsen bahan bangunan dengan kapabilitas terbesar di tanah air, SIG berkomitmen untuk menjadi motor penggerak transisi ke ekonomi hijau dengan memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan. 

Penggunaan biomassa merupakan salah satu inisiatif SIG untuk substitusi energi fosil dan mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.

Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif menjadi solusi untuk mengurangi limbah pertanian yang berpotensi menimbulkan gas metana jika dibiarkan terdegradasi, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. 

“Inisiatif SIG dalam pengelolaan energi melalui penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, mendapat apresiasi dari dunia internasional dengan terpilihnya anak usaha SIG yaitu PT Semen Tonasa, sebagai satu dari dua perusahaan di dunia yang memenangkan Award of Excellence in Energy Management pada ajang the 2023 CEM’s Energy Management Leadership Awards,” kata Vita dalam siaran pers, Kamis (27/7).

Baca Juga: Pembangunan Menggeliat, Solusi Bangun (SMCB) Optimistis Permintaan Semen Tumbuh 2%-4%

Selain biomassa, SIG memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif melalui teknologi refuse-derived fuel (RDF) di Pabrik SBI Narogong dan Cilacap. Melalui SBI, SIG telah memelopori terwujudnya fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap. 

Konservasi Bulu Sipong

SIG juga memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif melalui teknologi refuse-derived fuel (RDF) di Pabrik SBI Narogong dan Cilacap. SIG menjadi pelopor dalam membangun fasilitas RDF pertama di Indonesia di Jeruklegi, Cilacap.

Selain fokus pada manajemen energi yang berkelanjutan, SIG juga aktif dalam konservasi keanekaragaman hayati. PT Semen Tonasa, anak usaha SIG, melakukan konservasi keanekaragaman hayati dan situs prasejarah di Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong. Area kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3% dari total lahan tambang seluas 280 hektare telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

SIG mengelola kawasan konservasi dengan cermat, termasuk reklamasi dan revegetasi, pengontrolan kegiatan operasional, penanganan debu secara rutin, pengairan jalan tambang, edukasi masyarakat tentang pelestarian situs prasejarah, dan kerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Baca Juga: Prospek Industri Semen Membaik di Semester II, Saham Emiten Ini Layak Dilirik

Pemantauan dampak lingkungan di kawasan Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong dilakukan secara rutin, termasuk uji emisi debu, getaran peledakan, dan air asam tambang.

Pemegang saham SIG, Norwegian Government Pension Fund (NGPF), memberikan dukungan positif terhadap inisiatif pelestarian cagar budaya di Geopark Bulu Sipong dengan melakukan assesment dan monitoring pelaksanaan inisiatif tersebut.

Sejak tahun 2018, PT Semen Tonasa telah menanam 22 jenis tanaman dengan total 2.719 pohon untuk meningkatkan keanekaragaman flora di Taman Kehati dan Geopark Bulu Sipong, termasuk tanaman endemik lokal dan berbagai tanaman buah.

SIG berkomitmen untuk menjalankan operasional berkelanjutan dengan fokus pada keselamatan, kesehatan, kepatuhan terhadap peraturan, pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat sekitar, serta berkomunikasi dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli