JAKARTA. Sejumlah lembaga pemeringkat internasional telah menyematkan peringkat layak investasi (investment grade) untuk Indonesia. Hanya Standard and Poor’s Financial Services LLC (S&P) yang belum memberikan peringkat tersebut untuk Indonesia. Hal tersebut pun menjadi pertanyaan para investor (bondholder).Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, dalam kunjungan kerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Amerika Serikat (AS) pada pekan kedua Maret lalu bondholder mengapresiasi perkembangan ekonomi Indonesia.Tak hanya itu, bondholder juga menanyakan potensi kenaikan peringkat oleh S&P. "Menurut mereka (investor) Indonesia sudah layak investment grade. Jadi dia (investor) mempertanyakan concern S&P. Kalau menurut mereka Indonesia sudah layak investment grade, apalagi yang menjadi penghalang," kata Loto ditemui di Bank Indonesia (BI), Senin (20/3).
Sikap S&P ke RI dipertanyakan bondholder
JAKARTA. Sejumlah lembaga pemeringkat internasional telah menyematkan peringkat layak investasi (investment grade) untuk Indonesia. Hanya Standard and Poor’s Financial Services LLC (S&P) yang belum memberikan peringkat tersebut untuk Indonesia. Hal tersebut pun menjadi pertanyaan para investor (bondholder).Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, dalam kunjungan kerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Amerika Serikat (AS) pada pekan kedua Maret lalu bondholder mengapresiasi perkembangan ekonomi Indonesia.Tak hanya itu, bondholder juga menanyakan potensi kenaikan peringkat oleh S&P. "Menurut mereka (investor) Indonesia sudah layak investment grade. Jadi dia (investor) mempertanyakan concern S&P. Kalau menurut mereka Indonesia sudah layak investment grade, apalagi yang menjadi penghalang," kata Loto ditemui di Bank Indonesia (BI), Senin (20/3).