Siklus Halving Day mulai berhembus, crypto currency tumbuh tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang kripto atau crypto currency menjadi menarik untuk ditelaah pada tahun ini. Sebab, mata uang maya ini secara rutin akan mengalami siklus halving day empat tahun sekali yang bertepatan tahun ini setelah berlangsung tahun 2016.

Sinyal halving day ini mulai terasa pada triwulan-I 2019 di mana bitcoin sebagai pionir crypto currency tumbuh 6,06% atau sekitar US$ 4.049,51 per satu bitcoin. Begitu pula dengan mata uang lainnya seperti ethereum, XRC, serta litecoin.

Analis Cryptowatch Asia, Christopher Tahir mengatakan pencapaian crypto currency saat ini disebabkan banyaknya peningkatan permintaan dari investor, karena adanya pengalihan arus modal dari pasar modal ke instrumen alternatif seperti crypto currency.


Memasuki awal triwulan-II kenaikan masih berlanjut. Ia memperkirakan sampai dengan akhir April cukup banyak kenaikan. Sehingga, pada bulan selanjutnya diperkirakan ada koreksi harga yang berpeluang untuk menjadi kesempatan mendapatkan keuntungan.

“Ini juga harus diimbangi dengan manajemen risiko masing-masing pemodal, misalnya dengan mendiversifikasikan investasi mereka,” kata Christoper kepada Kontan, Selasa (9/4).

Menurutnya mata uang cripyto bitcoin, ethereum, EOS, BNB, dan TRX potensial dan aman diperdagang tahun ini. Potensi untuk beli dengan harga yang masih relatif murah, dikarenakan adanya beberap sentimen negatif dari ekonomi global.

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih berlangsung sampai saat ini. Sinyal positif telah bertebaran menandakan penyelsaian akhir April mendatang, tetapi masih belum ada keputusan pasti.

Selain itu, Uni Eropa (UE) dan Inggris masih berjibaku terkait proposal Brexit. “Crypto menjadi salah satu pilihan alternatif di tengah situasi tersebut,” tuturnya.

Nah, ketika sentiment global ini memudar mata uang tersebut akan naik dengan sendirinya merespon ekonomi global yang membaik. Sementara, Community Leader Ethereum Indonesia, Teguh Kurniawan berpendapat jenis stablecoin mulai diminati oleh investor. Karena memiliki nilai yang jika naik atau turun tidak terlalu signifikan.

Adapun produk stablecoin meliputi tether, USD coin, TrueUSD, PAX, DAI, GUSD, EURS, BITCNY, USDS, BITUSD, dan SUSD. “Saat ini perlu memilih aset kripto yg memiliki jenis bisnis yang jelas dan memiliki prospek masa depan yg baik,” kata Teguh kepada Kontan, Selasa (9/4).

Pasar domestik

Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tahun ini telah memasukkan crypto currency ke dalam komoditas. Tentunya ini menambah gairah pasar untuk berinvestasi.

Ini pun menimbulkan kepastian hukum yang baik bagi pemegang aset crypto di Indonesia. “Hal ini memang tidak secara drastis menumbuhkan investor baru, namun hal ini seperti angin segar di industri aset kripto,” tutur Teguh.

Kata Christoper tahun 2019-2020 bakal menjadi tahun yg baik buat crypto dengan adanya beberapa inisiatif yang dimunculkan seperti security token offering (STO) yang menjamin investor memiliki saham atau bagian kepemilikan dari proyek perusahaan blockchain tersebut.

Selain itu STO juga datang dengan dasar hukum yang cukup jelas. Hal inilah yang menyebabkan STO lebih taat pada hukum yang berlaku bila dibandingkan dengan initial coin offering (ICO) yang menjual utility token.

Di banyak negara STO juga memiliki regulasi yang lebih ketat dari otoritas keuangan seperti SEC di AS. Ke depannya di Indonesia mungkin diatur oleh Bappebti.

Menurut Teguh, tantangan di tahun ini tetap pada unsur edukasi kepada publik tentang teknologi blockchain dan crypto currency. Dan juga tentang pemilihan projek blockchain yang benar-benar menjalankan bisnisnya.

Christoper menilai pasar domestik selalu mengikuti pergerakan crypto currency global. Cuman kelemahan di pasar domestik, likuiditas cenderung kurang memadai, sehingga ia hanya merekomendasikan untuk hanya berinvestasi di bitcoin saja.

Pada akhir triwulan-I harga bitcoin dalam situs indodax.com naik sekitar Rp 10 .000.000 di level Rp 72.000.000 per satu bit coin pada Jumat (29/3). Christopher memprediksi harga bitcoin akan bergerak di kisaran US$ 6.300-US$ 6.500 per satu bitcoin sampai dengan akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto