Siklus Kenaikan Suku Bunga The Fed Sokong Kenaikan Harga Emas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berhasil mencatatkan lonjakan signifikan, melampaui level US$ 2.000 dan ditutup naik 0,51% ke posisi US$ 2.001,97 per ons troi pada perdagangan Jumat (24/11).

Pada Senin (27/11) per pukul 17.37 WIB, harga emas lanjut naik 0,53% ke US$ 2.012,65 per ons troi.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, faktor yang mendasari lonjakan ini adalah melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan mata uang tersebut dipicu oleh spekulasi bahwa The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunganya. 


Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Lanjut Menguat, Simak Sentimennya

Menurut Fischer, para analis bahkan memperkirakan, The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuannya pada Mei 2024. Hal ini memicu ekspektasi kenaikan harga emas di atas US$ 2.000.

Fischer mengatakan, penguatan terhadap emas (XAUUSD) cenderung tetap tinggi karena masih berada dalam pola kenaikan.

"Tren masih mendukung kenaikan dan belum ada tanda-tanda pembalikan yang cukup besar, mungkin hanya dalam jangka pendek bukan dalam garis besar," tutur Fischer dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/11). 

Lemahnya data ekonomi AS minggu ini membuat The Fed lebih cenderung mengambil sikap dovish. Hal ini mendukung potensi kenaikan harga emas pada tahun 2024. 

Baca Juga: Harga Emas Berpeluang Naik Lagi hingga Imlek Tahun 2024

"Kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada pertengahan tahun depan turut memberikan dorongan tambahan bagi harga emas untuk terus naik di atas US$ 2.000," ucap Fischer. 

Fischer mengingatkan bahwa pergerakan harga emas akan terus dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Dengan demikian, pelaku pasar perlu memantau perkembangan The Fed dan indikator ekonomi untuk memahami dinamika yang mempengaruhi harga emas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli