SYDNEY. Sebagian besar saham-saham Asia menanjak pada perdagangan hari Jumat (2/1) ini, dipimpin oleh produsen komoditi dan perusahaan telekomunikasi di tengah spekulasi kebijakan pemerintah akan membantu untuk menangkis resesi global. Cnooc Ltd., produsen minyak terbesar di China dan juga Rio Tinto Group, perusahaan pertambangan terbesar ketiga di dunia, mengimbuhkan sedikitnya 3% setelah harga minyak dan logam pulih pada 31 Desember 2008 lalu. Sementara itu Hyundai Motor Co. juga membukukan kenaikan sebesar 35 di Seoul seiring dengan janji presiden Korea yang berniat untuk menahan perekonomian yang terus merosot. ZTE Corp. memimpin saham-saham yang berkaitan dengan telekomunikasi setelah China mengatakan bahwa negeri tirai bambu ini akan merilis perizinan high-speed services bagi provider. "Pemerintah melakukan apapun terhadap semua sistem untuk menyelamatkan (perekonomian-red), tapi yang harus dicermati adalah jangka waktunya. Di beberapa titik, Anda akan berpikir bahwa sejumlah keuntungan bagi perekonomian akan sungguh terjadi," kata Jason Teh dari Investors Mutual Ltd. di Sydney. Hang Seng Index Hong Kong mumbul 2% menjadi 14.678,72 pada pukul 11.01 waktu setempat. Sementara itu pasar yang lain juga membukukan kenaikan yang melegakan kecuali Australia dan Vietnam. Hari ini, bursa Jepang, China, New Zealand, Taiwan, Indonesia, Thailand, dan Philippines libur. Dari dua saham yang membukukan kenaikan, hanya satu yang melorot di MSCI Asia Pacific, tidak termasuk Japan Index, yang justru mencatatkan kenaikan sebesar 0,1% menjadi 248,16. Indeks terjerembap 53% di tahun 2008, penurunan tahunan yang paling gemuk dalam sejarah dua dekade seiring dengan krisis kredit yang mencekik perekonomian global dan menggiriringnya ke dalam resesi. Hanya tiga dari 89 saham utama yang ditelusuri oleh Bloomberg membukukan kenaikan di tahun 2008. Saham global kehilangan nilainya sebesar US$ 30 triliun tahun 2008 lantaran pasar properti di AS kolaps. Buntutnya, institusi finansial di seantero dunia menguap lebih dari US$ 1 triliun.
Silakan Lega, Indeks Hang Seng mumbul 2% menjadi 14.678,72
SYDNEY. Sebagian besar saham-saham Asia menanjak pada perdagangan hari Jumat (2/1) ini, dipimpin oleh produsen komoditi dan perusahaan telekomunikasi di tengah spekulasi kebijakan pemerintah akan membantu untuk menangkis resesi global. Cnooc Ltd., produsen minyak terbesar di China dan juga Rio Tinto Group, perusahaan pertambangan terbesar ketiga di dunia, mengimbuhkan sedikitnya 3% setelah harga minyak dan logam pulih pada 31 Desember 2008 lalu. Sementara itu Hyundai Motor Co. juga membukukan kenaikan sebesar 35 di Seoul seiring dengan janji presiden Korea yang berniat untuk menahan perekonomian yang terus merosot. ZTE Corp. memimpin saham-saham yang berkaitan dengan telekomunikasi setelah China mengatakan bahwa negeri tirai bambu ini akan merilis perizinan high-speed services bagi provider. "Pemerintah melakukan apapun terhadap semua sistem untuk menyelamatkan (perekonomian-red), tapi yang harus dicermati adalah jangka waktunya. Di beberapa titik, Anda akan berpikir bahwa sejumlah keuntungan bagi perekonomian akan sungguh terjadi," kata Jason Teh dari Investors Mutual Ltd. di Sydney. Hang Seng Index Hong Kong mumbul 2% menjadi 14.678,72 pada pukul 11.01 waktu setempat. Sementara itu pasar yang lain juga membukukan kenaikan yang melegakan kecuali Australia dan Vietnam. Hari ini, bursa Jepang, China, New Zealand, Taiwan, Indonesia, Thailand, dan Philippines libur. Dari dua saham yang membukukan kenaikan, hanya satu yang melorot di MSCI Asia Pacific, tidak termasuk Japan Index, yang justru mencatatkan kenaikan sebesar 0,1% menjadi 248,16. Indeks terjerembap 53% di tahun 2008, penurunan tahunan yang paling gemuk dalam sejarah dua dekade seiring dengan krisis kredit yang mencekik perekonomian global dan menggiriringnya ke dalam resesi. Hanya tiga dari 89 saham utama yang ditelusuri oleh Bloomberg membukukan kenaikan di tahun 2008. Saham global kehilangan nilainya sebesar US$ 30 triliun tahun 2008 lantaran pasar properti di AS kolaps. Buntutnya, institusi finansial di seantero dunia menguap lebih dari US$ 1 triliun.