Silkroad-Tshingshan sepakat pasokan 2,7 juta ton bijih nikel dari Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Silkroad Nickel memastikan telah menandatangani kesepakatan dengan produsen baja dan nikel China Tsingshan untuk pasokan bijih nikel kadar tinggi sebanyak 2,7 juta ton hingga akhir 2022.

Manajemen Silkroad memastikan pemenuhan bijih nikel akan bersumber dari tambang bijih nikel di Indonesia.

Dikutip dari Reuters, Silkroad telah menandatangani kontrak dengan unit usaha Tsingshan, PT Ekasa Yad Resources senilai lebih dari US$ 90 juta dengan harga saat ini.


Adapun, pengiriman bijih nikel diperkirakan mencapai 50 ribu ton per bulan dimulai pada Maret 2021 hingga Desember 2022.

Tercatat, Tsingshan menggunakan bijih nikel untuk membuat bahan baku stainless steel nickel pig iron (NPI) di Indonesia.

Selain itu, bijih nikel juga akan digunakan untuk rencana perusahaan dalam menghasilkan bahan kimia untuk pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: Investor lebih baik pilih saham di sektor yang recovery atau sektor hot?

Asal tahu saja, Indonesia sendiri telah melarang ekspor bijih nikel sejak tahun lalu guna mendorong hilirisasi dalam negeri.

Silkroad Chief Executive Hong Kah Ing mengungkapkan, pengiriman nikel direncanakan akan dimulai dalam dua pekan kedepan.

"Dan diharapkan produksi akan meningkat bertahap per April 2021 dan seterusnya dapat memenuhi komitmen offtake yang baru," kata Kah Ing, dikutip dari Reuters Kamis (18/3).

Kah Ing melanjutkan, ke depannya pemenuhan bijih nikel diharapkan meningkat seiring pemenuhan industri kendaraan listrik yang sedang berkembang.

Pada Januari 2021, Silkroad juga telah menandatangani perjanjian dengan durasi 10 tahun untuk penjualan bijih nikel ke Ganfeng Lithium yang merupakan salah satu produsen lithium terkemuka di dunia.

Dana kerja sama dengan Tsinghsan tersebut rencananya bakal digunakan untuk membangun pabrik rotary kiln electric furnace (RKEF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto