Sillo Maritime incar pendapatan tumbuh 28%



JAKARTA. Perusahaan jasa pelayaran, PT Sillo Maritime Perdana optimis bisa mencatatkan kinerja yang lebih positif tahun ini. Perseroan menargetkan bisa mencatakan pendapatan tumbuh 28,2% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 20 juta. Sementara laba bersih ditargetkan bisa mencapai US$ 6,8 juta.

Herjati, Direktur Keuangan Sillo Maritime mengatakan setelah melakukan penawaran saham perdana atau Initial public Offering (IPO) perseroan akan segera mengakuisisi 50,84% saham perusahaan pelayaran yakni PT Suasa Benua Sukses (SBS) sehingga diharapkan akan mendorong pertumbuhan kinerja. "Akusisi ini bisa menyumbang income 50% dan aset kita juga akan naik 50%," ungkapnya di Jakarta, Rabu (25/5).

Sumanto Hartanto, Direktur operasional Sillo Maritime bilang, saat ini SBS sudah memiliki tiga kapal dengan tiga kontrak jangka panjang. Kapal pertama berbetuk LPG FSO dengan kontrak mulai 2010-2020 senilai US$128 juta. Kapal tersebut sudah beroperasi sejak tahun 2016. Ini sudah operasi sejak 2005.


Lalu SBS juga memiliki kapal jeni Tugboat alpha yang memiliki kontrak yang belaku sejak 2014 hingga 2017. Sementara kapal ketiga merupakan tugboat Beta yang memiliki masa kontrak 2013-2016. "Keduanya sebetulnya sudah beroperasi sejak tahun 2006," ujar Sumanto.

SBS sendiri akan difokuskan untuk menggarap pelayanan pada bisnis gas dan Sillo akan lebih fokus pada bisnis minyak. Oleh karena itu, Sumanto menilai akusisi SBS dinilai akan menopang pertumbuhan bisnis perseroan di masa mendatang terutama karena prospek bisnis pelayaran di sektor gas masih cukup bagus.

Sementara Sillo saat ini telah memiliki delapan kapal yang melayani 11 kontrak kerjasama dengan perusahaan migas ternama. Tiga kapal tersebut saat ini disewakn kepada CNOOC SES Ltd dengan masa kontrak jangka panjang.

Sementara empat kapal milik perseroan Ina Waka, Ina Sena, Laksimini, Ina Tuni disewakan oleh Petrochina International dengan masa kontrak masing-masing mulai 1 Oktober 2014-30 September 2017, 2016-2019, 2015-2016, dan 2013- 2016. Satu lagi sedang disekan kepada PT Meindo Elang Indah.

Tahun ini, Sillo belum berencana menambah kapal baru. Penambahan armada baru dilakukan jika perseroan mendapat kontrak baru jangka panjang. Bahkan perseroan memutuskan melakukan pencarian dana di pasar modal lantaran sudah ada peluang untuk mengakuisisi SBS yang diharapkan menopang pertumbuhan bisnis perseroan ke depan.

Sumanto menilai prospek bisnis Sillo ke depan akan semakin baik seiring dengan naiknya harga minyak. Sebabnya dengan kenaikan harga minyak, perseroan tidak perlu lagi memberikan diskon kepada mintranya.

"Kalau harga minyak sudah diatas US$ 42 per barel company migas yang menyewa kita sudah sehat jadi tidak perlu ada diskon lagi. Dulu kita diminta menurunkan sewa saat harga turun ke US$ 37 per barel," jelasnya.

Menurutnya tantangan Sillo tidak terallu besar karena pihaknya hanya menjalin kerjasama kontrak dengan perusahaan migas yang sudah beroperasi. Sehingga saat harga minyak turun pengakutan tetap berjalan karena produksi diperusahan mitranya terus berjalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia