SILO gandeng NIRO di bisnis rumah sakit



TANGERANG. PT Siloam Hospitas International Tbk (SILO) menjalin kerjasama dengan PT Nirwana Development Tbk (NIRO) untuk mengembangkan rumah sakit baru. Keduanya, telah melakukan penadatangan nota kesepahaman (MoU) pada Rabu hari ini (8/7). Dengan kerjasama ini, SILO akan membangun rumah sakit di kawasan mixed use milik NIRO yang tersebar di lima wilayah. Ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar SILO di kelas menengah ke bawah. “Kami berkomitmen menyediakan layanan kesehatan berkualitas dan mudah diakses. Kerjasama ini akan menunjang strategi SILO dalam mengembangkan rumah sakit di berbagai wilayah yang potensial,” tutur Romeo di Tangerang, Rabu (8/7) Dalam kerjasama ini, NIRO akan menyediakan lahan dan membangun rumah sakitnya. Sementara SILO akan mengelola termasuk didalamnya menyediakan peralatan medis. Tahap awal, SILO akan membangun rumah sakit Siloam Medica di proyek mixed use milik di Solo milik NIRO. Wilson Efendi, Direktur Utama NIRO mengatakan pembangunan tersebut akan dimulai seusai lebaran dan ditargetkan rampung semester II 2016. “Setelah itu rampung, akan dibangun rumah sakit di proyek kita yang ada di Cirebon,” ungkap Wilson. Saat ini, NIRO memiliki proyek mixed use di lima kota wilayah di Indonesia yang menyasar masyarakat kelas dua dan kelas tiga. Itu artinya, SILO akan menambah lima ruma sakit baru di proyek tersebut. Adapun tipe rumah sakit yang akan dikembangkan selanjutnya akan disesuaikan dengan kebutuhan masayarakata setempat. Saat ini, SILO memiliki 20 rumah sakit dengan yang bisa melayani semua segmen masyarakat. Perseroan menawarkan empat model rumah sakit. Pertama, rumah sakit dengan kapasitas 300 tempat tidur dan peralatan medis lengkap. Rumah sakit tipe ini membutuhkan investasi Rp 180 miliar di luar tanah dan bangunan. “Ini seperti di Makassar, Palembang, Denpasar, Medan dan TB Simatupang,” Jelas Romes. Model kedua memiliki 400-600 tempat tidur. Sekitar 60% ditujukan untuk BPJS dan 40% untuk pribadi. Investasi peralatan rumah sakit ini sekitar Rp 100 miliar –Rp 120 miliar. Dan perlatan rumah sakit ini tidak dilengkapai dengan CT scan. Model ketiga sekitar 120 tempat tidur dimana 60% ditujukan ditujukan untuk BPJS. Investasinya sekitar Rp 80 miliar-Rp 100 miliar dan model terakhir merupakan Siloam Medica yang memiliki luas sekitar 1.800 meter persergi (m2). Model ini mirip klinik yang dilengkapi dengan alat emergency. Tahun ini, emiten rumah sakit ini menganggarkan belanja modal atau capex sebesar US$ 80 juta yang bersumber dari kas internal. Ini akan digunakan untuk membangun 10 rumah sakit dan meningkatkan kapaistas tempat tidur di rumah sakit yang telah ada. Lima diantaranya akan dibangun Siloam Medica atau rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 45-60. Adapun investasinya peralatan medis satu rumah sakit sekitar Rp 30 miliar –Rp 35 miliar. Ini khusus akan di bangun di area komersial Jabodetabek. Tujuannya untuk bisa menangani keadaan emergency dengan cepat di tengah kondisi jalan raya yang macet. Sedangkan lima ruma sakit lagi akan dibangun di Jogjakarta, Bogor, Labuhan Batu, Bau-bau dan Lubuk Linggau Sumatera Selatan. “Untuk Jogja dan Bogor sudah bisa komplit akhir tahun dan bisa bereoperasi di kuartal I 2016,” ungkap Romeo. Rome menambahkan, perseroan akan terus melakukan ekspansi rumah sakit baru hingga ke semua wilayah Indonesia dan bisa melayani semua kalangan masayarakat. Saat ini, SILO telah memiliki 20 rumah sakit dan direncanakan akan bertambah menjadi 50 hingga tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa