JAKARTA. Penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai berlaku awal tahun ini bakal membawa berkah bagi rumah sakit swasta. Salah satunya adalah PT Siloam International Hospitals Tbk, anak usaha dari PT Lippo Karawaci Tbk. Menurut James Tjahaja Riady, petinggi Grup Lippo, bisnis kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah angkanya. Dari total nilai ekonomi Indonesia yang diprediksi sebesar US$ 1 triliun, ongkos untuk biaya kesehatan cuma 2,5% saja alias US$ 25 miliar. Setelah ada BPJS ini ia memprediksi, biaya kesehatan terhadap nilai ekonomi Indonesia bakal membengkak menjadi 10%. "Ini pertumbuhan yang luar biasa, makanya harus ada kerjasama antara pemerintah dan swasta," katanya, Rabu (5/2).
Siloam berpartisipasi dalam BPJS
JAKARTA. Penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai berlaku awal tahun ini bakal membawa berkah bagi rumah sakit swasta. Salah satunya adalah PT Siloam International Hospitals Tbk, anak usaha dari PT Lippo Karawaci Tbk. Menurut James Tjahaja Riady, petinggi Grup Lippo, bisnis kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah angkanya. Dari total nilai ekonomi Indonesia yang diprediksi sebesar US$ 1 triliun, ongkos untuk biaya kesehatan cuma 2,5% saja alias US$ 25 miliar. Setelah ada BPJS ini ia memprediksi, biaya kesehatan terhadap nilai ekonomi Indonesia bakal membengkak menjadi 10%. "Ini pertumbuhan yang luar biasa, makanya harus ada kerjasama antara pemerintah dan swasta," katanya, Rabu (5/2).