JAKARTA. PT Siloam Internasional Hospital Tbk (SILO) menjalani tahun keduanya sebagai perusahaan publik. Gencarnya ekspansi pasca initial public offering (IPO) tahun lalu membuat manajemen optimistis kinerjanya bisa tumbuh tinggi tahun ini."Kami menargetkan pendapatan tahun ini naik 40%," kata Budisuharto, Corporate Secretary SILO kepada KONTAN. Dengan estimasi raihan pendapatan Rp 2,5 triliun sepanjang 2013, maka top line emiten rumah sakit ini mencapai Rp 3,5 triliun hingga akhir 2014 mendatang.Pendapatan itu akan ditopang oleh 16 rumah sakit yang sudah dimiliki SILO selama ini. Dua diantaranya merupakan rumah sakit hasil akuisisi yang dilakukan jelang akhir tahun lalu. Nilai akuisisi atas dua rumah sakit itu Rp 308 miliar.Guna meningkatkan torehan pendapatan yang lebih besar untuk jangka panjang, SILO menargetkan akan membangun tujuh rumah sakit baru tahun ini. Sayangnya, dua pembangunan rumah sakit itu tertunda karena faktor situasi politik.Sementara, lima diantaranya tetap dilanjutkan, yang mana empat unit rumah sakit sedang proses pembangunan dan satu rumah sakit melalui proses akuisisi. "Memang ada penundaan dua pembangunan, tapi kinerja kami akan tetap on track," imbuh Budi.Setidaknya, hal ini juga diperkuat oleh hasil riset Credit Suisse Indonesia belum lama ini. Selain memiliki banyak rumah sakit, SILO juga memiliki keunggulan pelayanan, khususnya untuk kuantitas dokter.Sesuai dengan peraturan, setiap rumah sakit harus memiliki minimal satu dokter. Tapi, SILO memiliki 20 dokter pekerja penuh (full time) plus 40-45 dokter part time.Nah, sekarang masalahnya adalah, meningkatnya jumlah rumah sakit berarti juga adanya peningkatan kebutuhan akan perawat. Untuk hal yang satu ini, SILO bisa menyiasatinya dengan akademi perawat yang dimilikinya. Tapi, akademi tersebut baru bisa memenuhi kebutuhan SILO akan perawat setidaknya untuk jangka waktu empat hingga lima tahun mendatang.Atas dasar itu, Credit Suisse menetapkan rating netral atas saham SILO dengan target harga Rp 10.500 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Siloam menargetkan pendapatan Rp 3,5 triliun
JAKARTA. PT Siloam Internasional Hospital Tbk (SILO) menjalani tahun keduanya sebagai perusahaan publik. Gencarnya ekspansi pasca initial public offering (IPO) tahun lalu membuat manajemen optimistis kinerjanya bisa tumbuh tinggi tahun ini."Kami menargetkan pendapatan tahun ini naik 40%," kata Budisuharto, Corporate Secretary SILO kepada KONTAN. Dengan estimasi raihan pendapatan Rp 2,5 triliun sepanjang 2013, maka top line emiten rumah sakit ini mencapai Rp 3,5 triliun hingga akhir 2014 mendatang.Pendapatan itu akan ditopang oleh 16 rumah sakit yang sudah dimiliki SILO selama ini. Dua diantaranya merupakan rumah sakit hasil akuisisi yang dilakukan jelang akhir tahun lalu. Nilai akuisisi atas dua rumah sakit itu Rp 308 miliar.Guna meningkatkan torehan pendapatan yang lebih besar untuk jangka panjang, SILO menargetkan akan membangun tujuh rumah sakit baru tahun ini. Sayangnya, dua pembangunan rumah sakit itu tertunda karena faktor situasi politik.Sementara, lima diantaranya tetap dilanjutkan, yang mana empat unit rumah sakit sedang proses pembangunan dan satu rumah sakit melalui proses akuisisi. "Memang ada penundaan dua pembangunan, tapi kinerja kami akan tetap on track," imbuh Budi.Setidaknya, hal ini juga diperkuat oleh hasil riset Credit Suisse Indonesia belum lama ini. Selain memiliki banyak rumah sakit, SILO juga memiliki keunggulan pelayanan, khususnya untuk kuantitas dokter.Sesuai dengan peraturan, setiap rumah sakit harus memiliki minimal satu dokter. Tapi, SILO memiliki 20 dokter pekerja penuh (full time) plus 40-45 dokter part time.Nah, sekarang masalahnya adalah, meningkatnya jumlah rumah sakit berarti juga adanya peningkatan kebutuhan akan perawat. Untuk hal yang satu ini, SILO bisa menyiasatinya dengan akademi perawat yang dimilikinya. Tapi, akademi tersebut baru bisa memenuhi kebutuhan SILO akan perawat setidaknya untuk jangka waktu empat hingga lima tahun mendatang.Atas dasar itu, Credit Suisse menetapkan rating netral atas saham SILO dengan target harga Rp 10.500 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News