KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi ekspasi lebih gencar, PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) segera menggelar penerbitan saham baru alias
rights issue. Perusahan ini menawarkan 325,15 juta saham baru atau setara 20% modal ditempatkan dan disetor penuh. Perusahaan yang bernaung di bawah Lippo Group ini mematok harga
rights issue Rp 9.500. Artinya SILO berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 3,09 triliun. Presiden Direktur SILO Ketut Budi Wijaya menjelaskan, dana hasil hajatan itu digunakan untuk pengembangan ekspansi bisnis perusahaan. Dengan proporsi 88% dialokasikan untuk membiayai pengembangan dan perluasan usaha dan sisanya untuk modal kerja.
Analis BNI Sekuritas Thennesia Debora menilai, strategi ini bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham SILO untuk jangka pendek. Terlebih, penggunaan dana hasil
rights issue adalah untuk pengembangan bisnis rumahsakit yang bisa membuat investor tertarik. "Sentimen awal investor melihat ke penggunaan dana, ketika untuk investasi pasti investor berpandangan ini hal yang bagus," ujarnya, Rabu (18/10). Paling tidak
rights issue ini bisa menutupi kinerja buruk SILO di tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan SILO, hingga 30 Juni 2017, laba bersih perusahaan anjlok 61,28% menjadi Rp 26,86 miliar ketimbang periode yang sama tahun 2016. Selain penurunan pada pos laba bersih, posisi
return of equity (ROE) dan
return of asset (ROA) SILO pun lebih rendah ketimbang perusahaan sejenis. Sayangnya, aksi korporasi yang bisa dilakukan perusahaan setelah gelaran rights issue baru terlihat pada tahun depan. Adrian M. Priyatna, Analis Mega Capital Sekuritas mengatakan, SILO perlu membenahi beberapa hal. Salah satunya adalah masalah keterlambatan pengoperasian rumahsakit. Karena biaya pengoperasian tetap mengalir tanpa ada pemasukan yang akhirnya menekan margin perusahaan. SILO juga patut mewaspaddai persoalan kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Dengan target pengoperasian beberapa rumahsakit pasti membutuhkan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat berkualitas yang banyak Revisi target
Sementara itu Analis BCA Sekuritas Jennifer P Yaply bilang, tingginya biaya operasional SILO akan berlanjut hingga akhir tahun. Itu membuat laba bersih SILO kian tertekan. "Kami memperkirakan laba bersih tahun ini melemah 38,5% menjadi Rp 79 miliar," paparnya. Namun, Jennifer masih optimis alokasi dana hasil
rights issue bisa berdampak positif untuk jangka panjang. Tapi dengan penurunan target kinerja, Jennifer menunkan rekomendasi SILO dari
hold menjadi
fully valued dengan target Rp 8.500 per saham. Sedangkan Adrian merekomendasikan
hold di target Rp 9.750 per saham. Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas merekomendasikan
hold pada harga Rp 10.634 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini