KONTAN.CO.ID - Apakah kamu tahu jika racun sebenarnya tumbuh dimana-mana dan di sekitar manusia? Racun tersebar melalui udara yang kita hirup, air yang kita minum, atau makanan yang kita makan. Bahkan smartphone yang sering kita bawa kemana-mana juga sarang racun dan bakteri.Lalu apakah kamu sadar jika tubuhmu sudah dipenuhi racun? Untuk membantu kamu menyadari bagaimana racun menggerogoti tubuhmu, berikut Tribunnews.com himpun dari Bright Side tanda tubuh manusia sudah dibanjiri racun.
Simak selengkapnya! 1. Sembelit Ketika kita sembarangan makan makanan, tanpa kita sadar ada bahan kimia yang ikut masuk, baik pengawet, pewarna, dan penyebab rasa buatan. Usus yang bertugas untuk melakukan proses pencernaan harus menghadapi serpihan racun ini. Jika terlalu banyak racun menghinggap di sini, maka menyebabkan sakit perut atau sembelit. Makanan organik dan membatasi minum alkohol akan membantu. Bahkan minum banyak air juga ikut menyelesaikan masalah ini. 2. Kabut Otak Jika kamu merasa pusing, binggung, dan tidak dapat berkonsentrasi setiap hari atau merasa tidak pernah tidur nyenyak itu berarti racun mengacaukan kamu. Racun juga menyebabkan serangkaian reaksi yang mengeringkan vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh. Hal ini sama dengan kamu memasukkan oli buruk ke dalam mobilmu. 3. Deodoran Tidak Bantu Bau Badan Meski kamu sudah mandi rutin setiap hari dan gunakan deodoran, bau badanmu tidak tertolong. Hal ini bisa bersumberdari racun yang mendekatimu. Racun yang ada di dalam tubuh akan menghasilkan gas berbau yang keluar melalui pori-pori tubuh manusia. Bau badan ini menyaingi kentut. 4. Sendi dan Otot Pegal Mudah Lelah Jika kamu merasa belum pernah gym dan melakukan pekerjaan yang berat secara fisik namun sering nyeri otot dan persendian. Kemungkinan penumpukan racun menjadi alasannya. Nyeri tubuh adalah indikator bahwa kamu memiliki peradangan yang tidak dapat dikendalikan tubuh. 5. Noda Baru Muncul di Kulit Kulit adalah organ tubuh yang paling sering terpapar polusi. Selain itu, beberapa produk yang sering digunakan pada kulit sering kali mengandung bahan kimia berbahaya. Paparan kombinasi tersebut tentu akan memberikan efek, seperti jerawat, ruam, dan eksim. 6. Sulit Tidur Penumpukan racun juga membuat kamu merasa lelah dan memperburuk jam tidur kamu. Jumlah racun tinggi dalam tubuh menyebabkan kadar hormon pengontrol tidur jadi seba salah dan berdampak negatif pada tidur kamu. Insomnia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, coba pertimbangkan untuk melakukan detoksifikasi. 7. Berat Badan Tidak Normal Meski kamu sudah lakukan banyak olahraga, banyak bagian tubuh yang besar tidak normal. Dan tubuh kecil yang kekurangan kilogram juga termasuk tanda tubuh banyak racun. Racun dapat berdampak buruk pada tingkat hormon tertentu dalam tubuh termasuk untuk menjaga berat badan. Beralih ke gaya hidup sehat, jika ingin diet lakukan diet organik untuk mendetoksi tubuh secara menyeluruh. 8. Napas Bau Bau mulut biasanya gejala dari masalah pencernaan. Hal ini bisa terjadi ketika sistem pencernaan kamu harus berjuang mencerna semua makanan. Namun masalah pencernaan juga dapat terjadi ketika hati sedang berjuang membersihkan semua racun yang terakumulasi. 9. Kuku Berubah Warna dan Jadi Rapuh Racun turun ke bawah tubuh menuju kuku kaki kamu berubah menjadi lebih menderita. Jari kaki setiap hari berada dalam kaus kaki atau menggunakan sepatu yang disukai jamur. Ini membuat kuku menjadi sarang pertumbuhan jamur. Meskipun ada obat untuk menyembuhkannya, namun cara detoks adalah cara holistik untuk menyingkirkan mereka. 10. Rambut Rontok
Rambut rontok bukan gejala utama dari kelebihan racun yang disebabkan dari racun sehari-hari. Namun rambut rontok bisa saja racun yang telah berdiam lama akibat limbah, timbal, dan talium (zat yang ditemukan dalam asap rokok). Jangan anggap rambut rontok adalah masalah ringan, bergegaslah untuk priksa ke dokter. (Siti Nurjannah Wulandari) Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul
10 Tanda Tubuhmu Dipenuhi Racun, Kuku Kaki Rapuh hingga Rambut Rontok, Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli