Simak 15 Rekomendasi Saham Pilihan dari Indo Premier Sekuritas untuk Pekan Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen  domestik dan eksternal mewarnai pergerakan pasar saham pada pekan ini. Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, sentimen domestik berasal dari rilis data manufaktur, inflasi, dan cadangan devisa.

Data manufaktur Juni 2023 tercatat berada di level 52,5 yang berarti positif. Angka ini menunjukkan bahwa manufaktur Indonesia berada di posisisi ekspansif untuk ke-22 kalinya secara berturut-turut.

Sementara itu, inflasi Indonesia bulan Juni 2023 diprediksi akan kembali turun menjadi 3,62% year on year (yoy) dari sebelumnya 4,00% yoy. Inflasi inti juga diperkirakan turun menjadi 2,64% yoy dari sebelumnya 2,66% yoy.


Sentimen domestik terakhir yang perlu diperhatikan adalah data cadangan devisa. Pada Mei lalu, cadangan devisa turun dari US$ 144,2 miliar menjadi US$ 139,3 miliar karena adanya pembayaran utang pemerintah.

"Meskipun turun, cadangan devisa tersebut dinilai Bank Indonesia masih tinggi seiring kecukupannya untuk membiayai impor selama enam bulan, dua kali lipat dari standard kecupukan international selama tiga bulan," tutur Mino dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/7).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Dari RHB Sekuritas Untuk Perdagangan Hari Ini (4/7)

Sementara itu, sentimen eksternal yang perlu diperhatikan adalah FOMC minutes, rilis data non-farm payrolls, dan perkembangan harga komoditas. Pada pertemuan Juni 2023, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%, tetapi memberikan sinyal adanya kemungkinan tambahan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali masing-masing 25 bps.

Dalam testimoninya, Gubernur The Fed kembali menegaskan bahwa usaha untuk menekan angka inflasi ke kisaran 2% masih jauh dari kata selesai. The Fed juga tidak menutup kemungkinan hanya akan menahan suku bunga, jika angka inflasi lebih baik dari perkiraan (tergantung data ekonomi).

Kemudian, non-farm payrolls Juni 2023 diprediksi akan bertambah sebanyak 225.000 lebih rendah dari penambahan bulan sebelumnya sebanyak 339.000. "Dengan penambahan tersebut diharapkan angka tingkat pengangguran tidak mengalami perubahan dari level 3,7%. Sementara itu, upah per jam pertumbuhannya diprediksi akan melambat menjadi 4,2% yoy dari sebelumnya 4,3% yoy," ucap Mino.

Tertopang data inflasi dan sentimen lainnya pada pekan ini, Indo Premier merekomendasikan 15 saham untuk trading hingga 7 Juli 2023. Sebanyak 15 saham tersebut adalah sebagai berikut:

  • BBRI (support: Rp 3.300, resistance: Rp 5.550)
  • BMRI (support: Rp 5.075, resistance: Rp 5.325)
  • BBCA (support: Rp 9.000, resistance: Rp 9.300)
  • BBNI (support: Rp 8.975, resistance: Rp 9.300)
  • ARTO (support: Rp 2.900, resistance: Rp 3.400)
  • INDF (support: Rp 7.250, resistance: Rp 7.500)
  • ICBP (support: Rp 11.050, resistance: Rp 11.575)
  • ACES (support: Rp 650, resistance: Rp 705)
  • ELSA (support: Rp 324, resistance: Rp 344)
  • JSMR (support: Rp 3.630, resistance: Rp 3.950)
  • TLKM (support: Rp 3.920, resistance: Rp 4.070)
  • EXCL (support: Rp 1.890, resistance: Rp 2.010)
  • PWON (support: Rp 480, resistance:Rp 496)
  • SSIA (support: Rp 446, resistance: Rp 500)
  • SCMA (support: Rp 155, resistance: Rp 168)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari