JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang harus disimak pada hari ini:- Peluang unitlink saat pasar saham perkasaUnitlink diproyeksikan mampu mencatat kinerja menghijau menyusul penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terjadi sejak awal tahun.Head of Syariah Allianz Life Indonesia, Abdul Chalik bilang, pihaknya optimistis mampu mendapatkan kinerja bagus dari unitlink di tahun politik ini. Menurutnya, pemilu tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja unitlink.Optimisme tersebut dibangun bukan tanpa sebab. Atas dasar pengalaman tahun lalu ketika pasar modal anjlok, toh nyatanya unitlink masih bisa tumbuh."Kalau kami liat tahun lalu, ketika krisis pasar modal terjadi, ternyata unitlink masih tumbuh. Secara industri, OJK menyatakan pertumbuhan pendapatan premi untilink mencapai 25% tahun lalu, biarpun masih di bawah proyeksi sebelumnya yang mencapai 35%," ujarnya.Untuk itu, menurut perhitungan Abdul, pertumbuhan pendapatan premi dan aset di unitlink bisa tumbuh hingga 25%-30% sesuai dengan rencana pertumbuhan industri. Maka itu, Abdul yakin pasar unitlink masih cukup cerah.- Posisi rupiah Rupiah bergerak mixed. Di pasar spot hari ini (11/3), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,26% menjadi Rp 11.400.Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) justru memperlihatkan rupiah menguat sebesar 0,56% menjadi Rp 11.384 per dolar AS.Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri menilai, penguatan rupiah ini disokong kebijakan BI yang menandatangani kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement (BSCA) dengan Korea Selatan pada Kamis (6/3) pekan lalu.Sebagaimana diketahui, kedua negara telah menyepakati perjanjian senilai Rp 115 triliun atau setara 10,7 triliun won korea. BSCA dengan Korea Selatan tersebut memungkinkan penggunaan rupiah dan won dalam transaksi perdagangan internasional antar ke dua negara.- Posisi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penguatannya pada perdagangan kemarin, Selasa (11/3). IHSG ditutup di level 4.704,21 atau naik 0,57% dibanding hari sebelumnya.Kemarin, IHSG sempat menguji level resisten baru di 4.706,6. Hampir semua indeks sektoral menghijau, dipimpin pergerakan dari sektor properti dan konstruksi.Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 105,4 miliar. Sepanjang year to date, investor asing masih net buy 10,86 triliun.Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia mengatakan, sejauh ini memang belum ada sinyal negatif yang menekan IHSG. IHSG mampu menembus level resisten sebelumnya di 4.690, dan menguji level resisten baru.- Posisi Wall StreetMayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS tadi malam (11/3) ditutup di zona merah. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,5% menjadi 1.867,63.Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4% menjadi 16.351,25. Transaksi perdagangan tadi malam melibatkan sekitar 7 miliar saham, di mana nilai ini 4,9% lebih tinggi dari volume rata-rata transaksi tiga bulanan.Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang turun 2,1%, DuPont Co turun 2%, Urban Outfitters Inc dan American Eagle Outfitters Inc turun lebih dari 4,2%. Sementara itu, saham McDonald's Corp naik 3,8%. - Alasan dibalik kenaikan sektor propertisektor properti mencatat kenaikan tertinggi pada hari ini, 2,46% atau naik 10,13 basis poin menjadi 421,82.Padahal, sektor properti bukan menjadi sektor saham unggulan tahun ini, dikarenakan hambatan dari kenaikan suku bunga bank dan kebijakan kredit pemilikan rumah (KPR) yang menekan konsumen maupun pengembang properti.Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas menjelaskan, indeks sektor properti memang bergerak naik dalam dua minggu terakhir."Aturan LTV (loan to value) dan kenaikan suku bunga belum begitu terasa sepenuhnya tahun lalu. Ini terlihat dari hasil pra penjualan (marketing sales) sebagian besar emiten properti yang masih mencapai targetnya di tahun 2013 kemarin," jelasnya kepada KONTAN (11/3).Alhasil, para pelaku pasar masih optimistis dengan hasil laporan keuangan tahunan yang positif. Akan tetapi, ia melihat, indeks properti mulai terdampar pada April nanti, seiring hasil laporan keuangan kuartal 1 yang akan keluar. "Nanti baru akan terlihat pelambatan di sektor properti," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak 5 isu yang sayang jika dilewatkan hari ini!
JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang harus disimak pada hari ini:- Peluang unitlink saat pasar saham perkasaUnitlink diproyeksikan mampu mencatat kinerja menghijau menyusul penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terjadi sejak awal tahun.Head of Syariah Allianz Life Indonesia, Abdul Chalik bilang, pihaknya optimistis mampu mendapatkan kinerja bagus dari unitlink di tahun politik ini. Menurutnya, pemilu tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja unitlink.Optimisme tersebut dibangun bukan tanpa sebab. Atas dasar pengalaman tahun lalu ketika pasar modal anjlok, toh nyatanya unitlink masih bisa tumbuh."Kalau kami liat tahun lalu, ketika krisis pasar modal terjadi, ternyata unitlink masih tumbuh. Secara industri, OJK menyatakan pertumbuhan pendapatan premi untilink mencapai 25% tahun lalu, biarpun masih di bawah proyeksi sebelumnya yang mencapai 35%," ujarnya.Untuk itu, menurut perhitungan Abdul, pertumbuhan pendapatan premi dan aset di unitlink bisa tumbuh hingga 25%-30% sesuai dengan rencana pertumbuhan industri. Maka itu, Abdul yakin pasar unitlink masih cukup cerah.- Posisi rupiah Rupiah bergerak mixed. Di pasar spot hari ini (11/3), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,26% menjadi Rp 11.400.Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) justru memperlihatkan rupiah menguat sebesar 0,56% menjadi Rp 11.384 per dolar AS.Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri menilai, penguatan rupiah ini disokong kebijakan BI yang menandatangani kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement (BSCA) dengan Korea Selatan pada Kamis (6/3) pekan lalu.Sebagaimana diketahui, kedua negara telah menyepakati perjanjian senilai Rp 115 triliun atau setara 10,7 triliun won korea. BSCA dengan Korea Selatan tersebut memungkinkan penggunaan rupiah dan won dalam transaksi perdagangan internasional antar ke dua negara.- Posisi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penguatannya pada perdagangan kemarin, Selasa (11/3). IHSG ditutup di level 4.704,21 atau naik 0,57% dibanding hari sebelumnya.Kemarin, IHSG sempat menguji level resisten baru di 4.706,6. Hampir semua indeks sektoral menghijau, dipimpin pergerakan dari sektor properti dan konstruksi.Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 105,4 miliar. Sepanjang year to date, investor asing masih net buy 10,86 triliun.Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia mengatakan, sejauh ini memang belum ada sinyal negatif yang menekan IHSG. IHSG mampu menembus level resisten sebelumnya di 4.690, dan menguji level resisten baru.- Posisi Wall StreetMayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS tadi malam (11/3) ditutup di zona merah. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,5% menjadi 1.867,63.Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4% menjadi 16.351,25. Transaksi perdagangan tadi malam melibatkan sekitar 7 miliar saham, di mana nilai ini 4,9% lebih tinggi dari volume rata-rata transaksi tiga bulanan.Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang turun 2,1%, DuPont Co turun 2%, Urban Outfitters Inc dan American Eagle Outfitters Inc turun lebih dari 4,2%. Sementara itu, saham McDonald's Corp naik 3,8%. - Alasan dibalik kenaikan sektor propertisektor properti mencatat kenaikan tertinggi pada hari ini, 2,46% atau naik 10,13 basis poin menjadi 421,82.Padahal, sektor properti bukan menjadi sektor saham unggulan tahun ini, dikarenakan hambatan dari kenaikan suku bunga bank dan kebijakan kredit pemilikan rumah (KPR) yang menekan konsumen maupun pengembang properti.Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas menjelaskan, indeks sektor properti memang bergerak naik dalam dua minggu terakhir."Aturan LTV (loan to value) dan kenaikan suku bunga belum begitu terasa sepenuhnya tahun lalu. Ini terlihat dari hasil pra penjualan (marketing sales) sebagian besar emiten properti yang masih mencapai targetnya di tahun 2013 kemarin," jelasnya kepada KONTAN (11/3).Alhasil, para pelaku pasar masih optimistis dengan hasil laporan keuangan tahunan yang positif. Akan tetapi, ia melihat, indeks properti mulai terdampar pada April nanti, seiring hasil laporan keuangan kuartal 1 yang akan keluar. "Nanti baru akan terlihat pelambatan di sektor properti," tambahnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News