JAKARTA. Berikut adalah rangkuman sejumlah isu penting yang patut Anda simak hari ini:- Pernyataan Janet Yellen, Pimpinan the Federal ReservePimpinan the Federal Reserve Janet Yellen mengatakan, pada kuartal ini, pertumbuhan perekonomian AS berjalan sesuai harapan (on track). Namun dia mengingatkan, penurunan pada sektor perumahan atau sektor finansial dapat mengacaukan skenario tersebut. Hal tersebut diungkapkan Yellen saat memberikan pernyataan di hadapan Kongres pada Rabu siang (7/5) waktu setempat. Yellen menguraikan, setelah mengalami perlambatan yang mayoritas dipicu oleh faktor cuaca, banyak indikator lain yang memberikan indikasi terjadinya rebound pada tingkat konsumsi dan produksi. Dalam pernyataannya, Yellen juga memastikan publik bahwa the Fed akan terus menjaga proses pemulihan ekonomi yang masih rentan ini. "Selama kita terus melihat adanya pemulihan di pasar tenaga kerja dan kita percaya bahwa outlook perekonomian masih terus berjalan positif, dan selama kita terus mempercayai bahwa tingkat inflasi akan kembali naik ke level objektif 2%, kami mengantisipasi dengan terus melanjutkan pengurangan nilai pembelian aset-aset berisiko atau yang dikenal dengan sebutan tapering," papar Yellen. - Surat utang Rp 1,6 triliun siap terbitPenerbitan obligasi korporasi masih marak. Awal bulan Mei ini saja, setidaknya ada dua perusahaan pembiayaan yang siap menawarkan obligasi dengan nilai total Rp 1,6 triliun.Obligasi pertama diterbitkan oleh lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) senilai Rp 600 miliar dalam dua seri. Yakni, seri A bertenor tiga tahun menawarkan kupon 10,7%, dan obligasi seri B bertenor empat tahun menawarkan kupon 10,85%.Selain MTF, perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga akan merilis obligasi senilai Rp 1 triliun. Ada dua seri obligasi yang ditawarkan SMI. Yakni, seri A bertenor tiga tahun dengan kupon 9,25%-10%, serta seri B bertenor lima tahun yang menawarkan kupon 9,75%-10,5%.- Posisi rupiahOtot rupiah mengendur. Di pasar spot, kemarin, rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS sebesar 0,51% menjadi 11.578. Seturut, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan, IDR tertekan 0,14% versus USD menjadi 11.527.Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri menilai, rupiah tertekan, karena minim katalis dari dalam negeri. Di sisi lain, AS merilis data neraca dagang April 2014 yang menunjukkan defisit menipis menjadi US$ 40,1 miliar. "Ini positif bagi dollar," ujarnya.Sementara, analis PT Harvest International Futures, Tonny Mariano menyebut, pelemahan rupiah masih dipicu rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2014 yang dibawah harapan, yakni 5,2%.- Posisi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II hari ini, Rabu (7/5) menguat ke zona hijau dengan penguatan 27,60 poin atau naik 0,57% menjadi 4.862,07. Tercatat ada 203 saham naik, 106 saham turun dan 92 saham diam tak bergerak.Ada 4,51 miliar saham berpindah tangan dengan nilai Rp 5,15 triliun. Sektor yang naik adalah perkebunan naik 1,80%, industry lainnya naik 1,22%, konstruksi naik 1,19%, keuangan naik 1,15%, pertambangan naik 0,72%, infrastruktur naik 0,66% manufaktur naik 0,37% dan produk konsumen naik 0,33%. Sektor yang turun ke zona merah adalah basic industry turun 0,45% dan perdagangan turun 0,84%. - Posisi Wall Street Meski sektor teknologi masih dilanda aksi jual seperti Selasa (6/5) lalu, namun bursa AS ditutup dengan kenaikan pada transaksi tadi malam (7/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,6% menjadi 1.878,21. Sementara itu, indeks Nasdaq terlihat turun 0,3%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 16.518,54. Transaksi tadi malam melibatkan 7,1 miliar saham. Angka tersebut 6,1% di atas volume transaksi rata-rata tiga bulanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak 5 isu yang sayang jika dilewatkan hari ini
JAKARTA. Berikut adalah rangkuman sejumlah isu penting yang patut Anda simak hari ini:- Pernyataan Janet Yellen, Pimpinan the Federal ReservePimpinan the Federal Reserve Janet Yellen mengatakan, pada kuartal ini, pertumbuhan perekonomian AS berjalan sesuai harapan (on track). Namun dia mengingatkan, penurunan pada sektor perumahan atau sektor finansial dapat mengacaukan skenario tersebut. Hal tersebut diungkapkan Yellen saat memberikan pernyataan di hadapan Kongres pada Rabu siang (7/5) waktu setempat. Yellen menguraikan, setelah mengalami perlambatan yang mayoritas dipicu oleh faktor cuaca, banyak indikator lain yang memberikan indikasi terjadinya rebound pada tingkat konsumsi dan produksi. Dalam pernyataannya, Yellen juga memastikan publik bahwa the Fed akan terus menjaga proses pemulihan ekonomi yang masih rentan ini. "Selama kita terus melihat adanya pemulihan di pasar tenaga kerja dan kita percaya bahwa outlook perekonomian masih terus berjalan positif, dan selama kita terus mempercayai bahwa tingkat inflasi akan kembali naik ke level objektif 2%, kami mengantisipasi dengan terus melanjutkan pengurangan nilai pembelian aset-aset berisiko atau yang dikenal dengan sebutan tapering," papar Yellen. - Surat utang Rp 1,6 triliun siap terbitPenerbitan obligasi korporasi masih marak. Awal bulan Mei ini saja, setidaknya ada dua perusahaan pembiayaan yang siap menawarkan obligasi dengan nilai total Rp 1,6 triliun.Obligasi pertama diterbitkan oleh lembaga pembiayaan kendaraan bermotor, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) senilai Rp 600 miliar dalam dua seri. Yakni, seri A bertenor tiga tahun menawarkan kupon 10,7%, dan obligasi seri B bertenor empat tahun menawarkan kupon 10,85%.Selain MTF, perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) juga akan merilis obligasi senilai Rp 1 triliun. Ada dua seri obligasi yang ditawarkan SMI. Yakni, seri A bertenor tiga tahun dengan kupon 9,25%-10%, serta seri B bertenor lima tahun yang menawarkan kupon 9,75%-10,5%.- Posisi rupiahOtot rupiah mengendur. Di pasar spot, kemarin, rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS sebesar 0,51% menjadi 11.578. Seturut, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan, IDR tertekan 0,14% versus USD menjadi 11.527.Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri menilai, rupiah tertekan, karena minim katalis dari dalam negeri. Di sisi lain, AS merilis data neraca dagang April 2014 yang menunjukkan defisit menipis menjadi US$ 40,1 miliar. "Ini positif bagi dollar," ujarnya.Sementara, analis PT Harvest International Futures, Tonny Mariano menyebut, pelemahan rupiah masih dipicu rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2014 yang dibawah harapan, yakni 5,2%.- Posisi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II hari ini, Rabu (7/5) menguat ke zona hijau dengan penguatan 27,60 poin atau naik 0,57% menjadi 4.862,07. Tercatat ada 203 saham naik, 106 saham turun dan 92 saham diam tak bergerak.Ada 4,51 miliar saham berpindah tangan dengan nilai Rp 5,15 triliun. Sektor yang naik adalah perkebunan naik 1,80%, industry lainnya naik 1,22%, konstruksi naik 1,19%, keuangan naik 1,15%, pertambangan naik 0,72%, infrastruktur naik 0,66% manufaktur naik 0,37% dan produk konsumen naik 0,33%. Sektor yang turun ke zona merah adalah basic industry turun 0,45% dan perdagangan turun 0,84%. - Posisi Wall Street Meski sektor teknologi masih dilanda aksi jual seperti Selasa (6/5) lalu, namun bursa AS ditutup dengan kenaikan pada transaksi tadi malam (7/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,6% menjadi 1.878,21. Sementara itu, indeks Nasdaq terlihat turun 0,3%. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 16.518,54. Transaksi tadi malam melibatkan 7,1 miliar saham. Angka tersebut 6,1% di atas volume transaksi rata-rata tiga bulanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News