KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (
CITA) enggan muluk-muluk dalam mencanangkan target kinerja di tahun 2021. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bauksit dan produsen Smelter Grade Alumina (SGA) tersebut bahkan hanya mengejar kinerja yang kurang lebih sama seperti realisasi tahun lalu. Sikap konservatif CITA dalam mencanangkan target bukannya tanpa alasan. Direktur CITA Yusak Pardede mengatakan, sebagai produsen pertambangan,
CITA dihadapkan pada kuota ekspor yang terbatas. Di sisi lain, pembeli di pasar domestik juga belum banyak. “Untuk pasar domestik selama ini yang menampung hanyalah entitas asosiasi kami, dalam hal ini WHW (PT Well Harvest Winning Alumina Refinery),” kata dia Yusak dalam acara paparan publik yang disiarkan virtual, Rabu (21/4).
Sebagai gambaran, CITA mencatatkan penjualan bauksit sebanyak 7,95 juta ton MGB di tahun 2020. Sebanyak 85,49% atau sekitar 6,79 juta ton di antaranya merupakan penjualan ekspor sedangkan sisanya sebanyak 1,15 juta ton dijual di dalam negeri ke entitas asosiasi WHW. Sementara itu, untuk volume penjualan SGA dari
CITA di tahun lalu tercatat sebesar 1,06 juta ton Dari hasil penjualan itu,
CITA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 4,34 triliun. Jumlah tersebut naik 11,55% dibanding realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp 3,89 triliun. Walau berhasil kerek penjualan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CITA hanya Rp 649,93 miliar di tahun 2020. Realisasi ini turun 1,19% dibanding laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp 657,78 miliar.
Baca Juga: Laba Cita Mineral Investindo (CITA) turun tipis di tengah pandemi Terlepas dari tantangan yang ada saat ini,
CITA sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk memacu kinerja di tahun 2021. Mulai dari, rencana memperpanjang kuota ekspor MGB yang diberikan oleh pemerintah. Catatan saja, sebelumnya CITA telah memperoleh kuota ekspor MGB sebanyak 4,03 juta ton pada April 2020 dan 4,26 juta ton pada bulan Oktober 2020 dari pemerintah. Kuota ekspor tersebut berlaku selama 1 tahun hingga 2021.
Sambil mengikhtiarkan perpanjangan tersebut,
CITA akan mengoptimalkan produksi MGB sesuai dengan kapasitas Entitas Asosiasi WHW dan kuota ekspor MGB yang diperoleh dari pemerintah. Hal ini dilakukan dengan tetap menjaga dan meningkatkan efisiensi dalam operasi penambangan
CITA. Selain itu, CITA juga membuka kemungkinan untuk menjajal target pasar baru untuk ekspor MGB dan SGA. Yusak bilang, jumlah calon pembeli MGB dengan minat spesifikasi yang beragam terus bermunculan dari waktu ke waktu. Hal ini membuka peluang bagi CITA untuk menjajaki potensi-potensi pelanggan baru. “Kami terbuka terhadap
buyer maupun pasar baru lainnya sepanjang kesepakatannya bisa dipenuhi,” pungkas Yusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari