KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan sejumlah amunisi untuk menggenjot transaksi instrumen derivatif. Mulai dari penerbitan produk baru hingga memberikan insentif. BEI telah memiliki produk derivatif dengan underlying indeks dan surat utang, yaitu IDX LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesia Government Bond Futures dan Basket Bond Futures. Namun produk derivatif di bursa Indonesia masih sangat sepi. Misalnya, produk futures di BEI hanya diperdagangkan sebanyak 326 kali sepanjang 2023 dengan nilai transaksi Rp 23,71 miliar.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan, BEI menyadari ada tantangan di pasar untuk pengembangan produk derivatif ini. Baca Juga: Single Stock Futures Bakal Dirilis Kuartal I-2024, Begini Perkembangannya "Ada kekhawatiran terkait pembukaan rekening. Harapannya dengan adanya sub rekening oleh KSEI bisa mempermudah investor," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (29/12). BEI juga akan mendorong lebih banyak anggota bursa (AB) untuk menjadi agen derivatif. Dalam catatan Kontan, baru ada satu anggota bursa yang mengantongi izin transaksi derivatif. Kemudian BEI akan memperkuat dan mempermudah kehadiran liquidity provider. Iman menyebut kehadiran liquidity provider membuat investor lebih yakin transaksi akan ramai. "Saat ini kami juga sedang berupaya mendorong transaksi derivatif kepada regulator perpajak untuk single stock futures dan produk derivatif lainnya," tutur Iman. Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan bilang pengembangan derivatif menjadi salah satu program prioritas di 2024. "Sebagai tindak lanjut dari UU P2SK termasuk penguatan landasan hukum terkait produk derivatif," jelas Inarno. Tak hanya itu, OJK berencana untuk merevisi Peraturan OJK (POJK) terkait Transaksi Marjin dan Liquidity Provider untuk meningkatkan likuiditas transaksi di pasar modal.