KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rebound setelah dua hari berturut-turut memerah. Rabu (1/3), IHSG menguat 0,02% atau 1,697 poin ke level 6.844,94. Kendati menguat, IHSG masih rawan koreksi. Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG secara teknikal masih cenderung rawan terkoreksi karena sejak pekan lalu masih bergerak di bawah garis MA20 sebagai resisten penahan. Prediksi Ivan, IHSG pada Kamis (2/3) bergerak di area support 6.800 dan resistance 6.893. Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah hal-hal yang memicu tindakan jual pelaku pasar seperti kenaikan suku bunga oleh The Fed.
“Sementara sentimen positif dalam negeri tampaknya belum mampu mendongkrak pergerakan pasar,” kata Iven kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).
Baca Juga: IHSG Menguat Tipis 0,02% ke Level 6.844 pada Penutupan Perdagangan di Awal Maret 2023 Di sisi lain, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai IHSG berpotensi melanjutkan penguatan seiring sentimen positif yang meliputi bursa Asia. Sentimen tersebut dipengaruhi rilis data Purchasing Managers Index (PMI) China yang melesat pasca dihapusnya kebijakan Zero Covid yang memicu penguatan aktivitas ekonomi secara signifikan dan aktivitas perdagangan kembali bergelora. “IHSG besok berpotensi menguat dengan range 6.840-6.950,” ujar Cheril. Cheril melihat pergerakan harga pada tren minor IHSG secara konsisten membentuk area support yang lebih tinggi di pekan ini sehingga mengindikasikan potensi penguatan. Sementara Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mencermati IHSG masih bergerak sideways dengan kecenderungan penurunan volume transaksi dalam sepekan terakhir. “Dengan demikian, konsolidasi IHSG masih berlanjut dalam rentang 6.820-6.870 di Kamis (2/3),” kata Rio kepada Kontan.co.id Rabu (1/3). Secara teknikal, menurut Rio, IHSG pada Kamis (2/3) akan bergerak di area support pada level 6.820 dan resistance pada level 6.940. Pergerakan tersebut disokong sentimen positif yang berasal dari kenaikan indeks manufaktur Tiongkok ke 52,6 di Februari 2023 dari 50,1 di Januari 2023. “Hal ini berpotensi mendorong rebound lanjutan pada harga komoditas,” tambahnya. Di sisi lain, kenaikan harga komoditas, termasuk minyak juga berpotensi menahan inflasi Indonesia, terlebih setelah ada kenaikan harga BBM non-subsidi. Maka, Rio memprediksi saham-saham sektor konsumer mungkin akan tertekan untuk beberapa waktu ke depan. Dus, Ivan pun merekomendasikan investor untuk mencermati saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI dan saham energi seperti ADRO, INDY, dan HRUM.
Sementara saham-saham pilihan Cheril antara lain BBNI, ADMR, dan HRUM. Sedangkan Rio menyoroti rebound lanjutan pada saham-saham berorientasi ekspor, seperti HRUM, ELSA, INCO, MDKA dan ANTM pada perdagangan Kamis (2/3).
Baca Juga: Menghijau, Cek Harga Saham ANTM dan GOTO yang Naik di Perdagangan Awal Maret Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat