KONTAN.CO.ID - Transformasi digital kawasan Asia Tenggara sangat mengesankan. Ini terbukti dengan kesiapan Asia Tenggara mencapai tingkat ekonomi digital senilai USD 360 miliar pada tahun 2025. Dengan digitalisasi, kawasan ini menjadi saksi berbagai tren digital yang muncul, termasuk di tempat kerja, mulai dari kerja hybrid dan jarak jauh, peningkatan tenaga kerja melalui program upskilling maupun reskilling, serta munculnya adopsi Perangkat Lunak sebagai Layanan (Software-as-a-Service/SaaS) dalam upaya membangun ketahanan dan mempersiapkan kelangsungan bisnis. Upaya Berat bagi UKM Gibu Mathew, Vice President and General Manager in Asia-Pacific at Zoho Corp., mengatakan “sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu menyadari bahwa ada biaya-biaya tersembunyi pada upaya digitalisasi ini. Di antara biaya-biaya tersebut adalah biaya untuk meningkatkan dan melatih kembali karyawan yang tidak dapat dijangkau oleh banyak bisnis kecil. Akibatnya, produktivitas kerja melambat dan pengembalian investasi yang lebih rendah dari investasi digital.” Pada saat yang sama, sepertiga atau 150 juta orang di Asia Tenggara memiliki keterbatasan akses ke teknologi. Ini mempersulit bisnis dalam proses digitalisasi dan menghasilkan pertumbuhan yang tidak merata . Hal ini membuat bisnis, khususnya UKM, berusaha keras, bahkan sebelum kemampuan digital terkini seperti teknologi otomasi, mulai digunakan.
Simak Bagaimana Software-as-a-Service (SaaS) Dapat Mendukung UKM
KONTAN.CO.ID - Transformasi digital kawasan Asia Tenggara sangat mengesankan. Ini terbukti dengan kesiapan Asia Tenggara mencapai tingkat ekonomi digital senilai USD 360 miliar pada tahun 2025. Dengan digitalisasi, kawasan ini menjadi saksi berbagai tren digital yang muncul, termasuk di tempat kerja, mulai dari kerja hybrid dan jarak jauh, peningkatan tenaga kerja melalui program upskilling maupun reskilling, serta munculnya adopsi Perangkat Lunak sebagai Layanan (Software-as-a-Service/SaaS) dalam upaya membangun ketahanan dan mempersiapkan kelangsungan bisnis. Upaya Berat bagi UKM Gibu Mathew, Vice President and General Manager in Asia-Pacific at Zoho Corp., mengatakan “sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu menyadari bahwa ada biaya-biaya tersembunyi pada upaya digitalisasi ini. Di antara biaya-biaya tersebut adalah biaya untuk meningkatkan dan melatih kembali karyawan yang tidak dapat dijangkau oleh banyak bisnis kecil. Akibatnya, produktivitas kerja melambat dan pengembalian investasi yang lebih rendah dari investasi digital.” Pada saat yang sama, sepertiga atau 150 juta orang di Asia Tenggara memiliki keterbatasan akses ke teknologi. Ini mempersulit bisnis dalam proses digitalisasi dan menghasilkan pertumbuhan yang tidak merata . Hal ini membuat bisnis, khususnya UKM, berusaha keras, bahkan sebelum kemampuan digital terkini seperti teknologi otomasi, mulai digunakan.