KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapid test antigen tidak boleh dilakukan secara mandiri atau dilakukan bukan oleh ahlinya. Menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, jika hal itu dilakukan maka akan berpotensi munculnya false positive atau false negative. Hasil tersebut diakibatkan karena kesalahan mendasar dari teknik atau pemahaman pemeriksaan penunjang. Karena itu membaca hasil tes harus dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli. "Di Australia sekalipun tidak ada pemeriksaan antigen sendiri. Karena berbahaya. Banyak negara maju mendasarkan rapid test antigen based on lab. Tetap ada lab walaupun kecil," ujar Dicky kepada Kompas.com, (17/1/2021).
Simak bahaya rapid antigen mandiri: Hasil tak akurat hingga pendarahan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapid test antigen tidak boleh dilakukan secara mandiri atau dilakukan bukan oleh ahlinya. Menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, jika hal itu dilakukan maka akan berpotensi munculnya false positive atau false negative. Hasil tersebut diakibatkan karena kesalahan mendasar dari teknik atau pemahaman pemeriksaan penunjang. Karena itu membaca hasil tes harus dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli. "Di Australia sekalipun tidak ada pemeriksaan antigen sendiri. Karena berbahaya. Banyak negara maju mendasarkan rapid test antigen based on lab. Tetap ada lab walaupun kecil," ujar Dicky kepada Kompas.com, (17/1/2021).